Walaupun tampaknya tanggapan dari PJKA terhadap surat itu belum ada, karena saat itu suara yang muncul baru datang dari Pak Widoyoko pribadi, namun surat pembaca itu menandai tampilnya kiprah para pecinta kereta api, terutama di media massa. Surat itu menunjukkan salah satu wujud kecintaan pada kereta api berupa kepedulian terhadap aset perkeretaapian yang akan punah. Namun, wujud nyata pelestarian lokomotif listrik Werkspoor benar-benar terealisasikan pada awal tahun 2003an.
Pada saat ini, aktivitas pecinta kereta api yang juga dikenal dengan nama railfans, pendemen sepur, hingga plesetan "relpen" sudah banyak ditemui di sekitar jalur kereta api di Jawa dan Sumatra. Bila generasi awal railfans Indonesia mengandalkan mailing list dan forum Semboyan35.com, di era media sosial, persebaran mereka semakin meluas. Bahkan, grup Indonesian Railfans di Facebook memiliki anggota sekitar 62 ribu akun. Di Youtube pun banyak Youtuber kereta yang memiliki subscriber hingga ratusan ribu dengan penonton hingga jutaan setiap bulannya. Kiprah mereka menjadi pencatat sejarah perjalanan kereta api di Indonesia.
Sebenarnya, apa saja yang dilakukan railfans, terutama di Indonesia?Â
Minat para pecinta kereta api ini sangat beragam. Ada yang suka memotret kereta, merekam video kereta, naik kereta api (Jalan-jalan), mendalami sejarah kereta api, hingga menggemari miniatur kereta api. Sayangnya, belum seperti di Inggris dan Amerika, pecinta kereta api di Indonesia belum mendapat tempat khusus dalam pencatatan sejarah oleh pihak berwenang. Kerjasama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan pecinta kereta api masih sebatas antara perusahaan dan komunitas. Penghargaan pada mereka yang sudah menjadi pencatat sejarah secara pribadi masih belum terlihat.Â
Semoga saja ke depannya, kiprah para pecinta kereta api Indonesia ini semakin positif dan menjadi pendukung perkembangan kereta api di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI