Mohon tunggu...
mikael rinto
mikael rinto Mohon Tunggu... suka jalan dan kereta api

Seorang lelaki biasa yang cinta kereta api dan jalan-jalan. Instagram dan Youtube: mikael rinto

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pecinta Kereta Api Indonesia dan Kiprahnya

8 Agustus 2025   17:55 Diperbarui: 8 Agustus 2025   17:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas blusukan jalur non aktif kereta api. Dok Pri

Bila Anda sering melihat anak-anak, remaja, dan orang dewasa sedang asyik merekam kereta api di tepian rel, ujung peron stasiun, atau mengabadikan perjalanan kereta api, mungkin Anda sedang melihat aktivitas penghobi kereta yang disebut pecinta kereta api. Atau, Anda sedang berhenti di perlintasan kereta api yang tertutup dan ada serombongan orang bersama petugas dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dinas Perhubungan, dan tak jarang pihak kepolisian sedang melakukan sosialisasi tertib berhenti di perlintasan, kemungkinan mereka berasal dari komunitas pecinta kereta api. 

Kemudian juga, Anda membuka YouTube, Instagram, TikTok, X, atau media sosial lain dan melihat foto atau video kereta api yang sedang beraksi, kemungkinan besar itu karya dari para pecinta kereta api. Pecinta kereta api di Indonesia sesungguhnya bukan hobi yang baru. Kegiatan ini bila ditelusuri, ternyata sudah memiliki perjalanan panjang di Indonesia. Hanya saja, bila sebelumya hobi ini dipandang sebagai hobi yang aneh, sorotan media dan media sosial yang semakin masif belakangan membuat kiprah mereka semakin terlihat jelas.

Tidak hanya di Indonesia, hobi ini juga sudah memiliki sejarah di seluruh dunia dimana kereta api ada dan beroperasi. Bahkan, tidak lama setelah kereta api komersial pertama beroperasi di Inggris, sudah muncul catatan kiprah para pecinta kereta api.

Laman BBC mencatat, dioperasikannya sistem perkeretaapian pada 27 September 1825 antara Stockton ke Darlington tidak hanya menyita perhatian publik. Di mata seorang anak dari County Durham bernama Jonathan (Ada yang menulis sebagai John) Backhouse yang waktu itu berumur 14 tahun (beberapa media mencatatnya berumur delapan tahun), berkumpulnya ribuan orang menonton perjalanan perdana kereta api adalah pemandangan yang menakjubkan. Kekaguman itu ia tuangkan dalam sepucuk surat yang ia kirimkan pada saudara perempuannya di London, lengkap dengan coretan gambar perjalanan kereta api itu. Lokomotif yang menarik 12 gerbong batubara, kereta penumpang, dan bendera yang menyertainya, menjadi goresan sejarah.

Surat itu, yang setelah melalui perjalanan panjang, diklaim sebagai kiprah perdana pecinta kereta api di dunia. Surat ini bahkan dipamerkan di National Railway Museum di York, Inggris. Hal ini juga menjadi sesuatu yang menarik, dimana kiprah pecinta kereta api yang di sana disebut trainspotter, kemudian juga railway enthusiast, mendapat tempat tersendiri dalam sejarah kereta api.

Apresiasi pada pecinta kereta api tidak hanya terjadi di Inggris, tapi juga di Amerika Serikat. Di negara yang terkenal dengan jaringan kereta api angkutan barang yang super panjang ini, pecinta kereta api juga mendapat tempat khusus. Paling tidak, ada museum yang memberikan tempat untuk kiprah dan karya mereka. Dari pengalaman penulis ketika berkunjung ke California State Railway Museum di Sacramento beberapa tahun lalu, ada ruangan khusus yang memajang karya Beebe dan Clegg, duet pecinta kereta api yang getol memotret kereta api di berbagai penjuru Amerika Serikat.

Bagaimana dengan Indonesia? 

Sejak kehadiran kereta api komersial pada Agustus 1867 yang dimulai oleh Nederlandsch Indische Spoorweg-Maatschappij (NISM), masyarakat Nusantara sudah memberikan responsnya pada keberadaan moda transportasi ini. Buku "Riwajat Semarang karya" Liem Thian Joe yang diterbitkan pada 1931 menceritakan dengan menarik, apa yang terjadi ketika kereta api penumpang pertama beroperasi. Disebutkan, publik tidak berani naik moda transportasi yang baru itu karena isu mistis tentang apa dan bagaimana kereta api bekerja. Bahkan, rumor semakin santer bahwa mereka yang mula-mula naik kereta api bisa hilang begitu saja karena dimakan penunggu kereta. Yang tak kalah bikin terperangah, disebutkan bahwa kepala sepur (Lokomotif) dijalankan dengan kekuatan setan. Setelah beberapa saat, seiring dengan publik yang terbiasa, barulah orang mau naik kereta api.

Lokomotif dan pegawai NISM. Sumber: Universitas Leiden
Lokomotif dan pegawai NISM. Sumber: Universitas Leiden

Sejauh ini, tidak ada catatan secara khusus kiprah pecinta kereta api di era pra kemerdekaan. Akan tetapi, setelah Indonesia merdeka, mulai muncul beberapa catatan dan karya mereka yang menjadi pengamat kereta sekaligus pecinta kereta api. Banyak sekali foto dan video kereta api era paska kemerdekaan direkam oleh para pecinta kereta api dari mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Beberapa nama yang dikenal oleh pecinta kereta api melalui karya-karya mereka adalah Rob Dickinson, Geoff Plumb, John Raby, Frank Stamford, Nick Lera, dan beberapa nama-nama lain. Di era 1960an, beberapa foto kereta api Indonesia ditangkap oleh kamera dari MVA Krishnamurti, seorang pecinta kereta api yang karya-karyanya kini menjadi koleksi yang berharga akan perkembangan kereta api. Dari sisi preservasi kereta api, adalah Ir. Widoyoko, satu dari beberapa generasi awal railfans pertama di Indonesia, pada tahun 1979 menulis surat pembaca di Koran Sinar Harapan. Dalam suratnya, Ir Widoyoko mengusulkan pada PJKA untuk melestarikan lokomotif listrik Werkspoor. Saat itu lokomotif listrik Werkspoor yang sekarang dikenal sebagai Si Bon-Bon sedang menghadapi masa senja operasinya. Ir. Widoyoko mengusulkan agar lokomotif tersebut digunakan sebagai kereta wisata.

Surat pembaca di Koran Sinar Harapan yang dikirimkan Ir Widoyoko. Dok Ir Widoyoko, diunggah dengan seizin pemilik.
Surat pembaca di Koran Sinar Harapan yang dikirimkan Ir Widoyoko. Dok Ir Widoyoko, diunggah dengan seizin pemilik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun