Mohon tunggu...
MIFTAHUL HADI
MIFTAHUL HADI Mohon Tunggu... Guru - MIFTAHUL HADI

Bekerja, berkarya, berdedikasi, menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Raji Demak

12 Desember 2020   18:54 Diperbarui: 12 Desember 2020   18:57 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut  Suprijono  (2013:7)  hasil  belajar  adalah  perubahan  perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut  Juliah  dalam  Jihad  dan  Haris  (2013:15)  Hasil  belajar  adalah "segala  sesuatu  yang  menjadi  milik  siswa  sebagai  akibat  dari  kegiatan belajar yang dilakukannya." Menurut Winkel dalam Purwanto (2011:45) hasil  belajar  adalah  "perubahan  yang  mengakibatkan  manusia  berubah dalam  sikap dan  tingkah  lakunya."  Menurut  Soedijarto  dalam  Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah "tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan."

Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip penggunaan masalah sebagai titik awal akuisis dan integrasi pengetahuan baru (Cahyo, 2013:283). Belajar berbasis masalah adalah suatu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma kontruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar (Siregar, 2014:119).

Menurut Abbas (2004 :833) pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah meliputi lima tahapan, yaitu :

  • Orientasi siswa terhadap masalah autentik. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
  • Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
  • Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
  • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai.
  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Fanny Vidhayanti Nasution (2012) yang berjudul "Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD Mutiara Harapan Lawang". Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar pada siklus I ke Siklus II. Hasil nilai aktivitas belajar siswa yang berada pada kategori kurang dan cukup, pada siklus II hampir semua siswa berada pada kategori sangat baik dan baik. Selain meningkatkan aktivitas belajar juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari ratarata hasil belajar siswa sebelumnya yaitu 59 pada siklus I menjadi 83 pada siklus II.

Penelitian ini bermula dari temuan penulis akan menurunnya hasil belajar siswa selama masa pandemi Covid-19, semangat belajar yang mulai menurun, keaktifan siswa juga berkurang, pengumpulan tugas yang tidak sesuai dengan jadwal bahkan terkadang hanya beberapa anak saja yang mengumpulkan tugas dengan alasan tidak punya HP, Kuota ataupun Sinyal yang susah. Hasil belajar siswa kelas 5 pada pelajaran  bahasa Indonesia SD Negeri Raji Demak sangat rendah, dimana dari 20 siswa hanya 4 orang yang mendapatkan nilai di atas KKM sekolah yaitu > 70. Sementara 16 diantaranya masih berada di bawah KKM dengan nilai rata-rata yang di peroleh pada Pra Siklus pembelajaran hanya sebesar 47,5. Oleh karena itu perlu kiranya untuk dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis menggunakan data dari Pra Siklus dan dilanjutkan dengan 3 Siklus berikutnya. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis di bantu oleh teman sejawat.

Pada siklus I, diperoleh data aktifitas belajar siswa yaitu 80% dengan kategori aktif. Aktifitas mengajar guru yaitu 90 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa  memperoleh nilai rata-rata 61,25 dengan nilai terendah sebesar 50 dan nilai tertinggi sebesar 75. Dari 20 siswa pada Siklus 1 yang memperoleh nilai di atas KKM sekolah   70 hanya 9 siswa atau sebesar 45 %, dan sisanya sebanyak 11 orang siswa atau 55 % siswa masih berada di bawah KKM. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan oleh penulis dan teman sejawat salah satu faktornya adalah faktor teknis yaitu jaringan internet yang kurang stabil, sehingga anak tidak bisa mengikuti dengan baik dari awal hingga akhir, jaringan juga sedikit mengganggu konsentrasi guru dalam memberikan materi sehingga kegiatan KBM belum berjalan secara maksimal. Hal ini bisa di jadikan pedoman untuk melakukan perbaikan pada Siklus II.

Pada siklus II, diperoleh data aktifitas belajar siswa yaitu 85% dengan kategori sangat aktif. Aktifitas mengajar guru yaitu 97,5 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa Siklus II memperoleh nilai rata-rata 76,25 dengan nilai terendah sebesar 50 dan nilai tertinggi sebesar 100. Dari 20 siswa pada Siklus II yang memperoleh nilai di atas KKM sekolah   70 sebanyak 16 siswa atau sebesar 80 %, dan sisanya sebanyak 4 orang siswa atau 20 % siswa masih berada di bawah KKM. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II dapat di katakan belum berhasil. Namun demikian berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan oleh penulis dan observer selama melakukan penelitian secara daring jika dalam siklus I terkendala sinyal, selama siklus II anak anak terkendala dengan kuota sehingga masih ada anak yang belum bisa mengikuti secara maksimal. Berdasarkan penemuan tersebut, kiranya tidak adil bagi siswa yang tidak bisa mengikuti KBM dengan baik oleh karena itu, perlu diadakan siklus III.

Pada siklus III, diperoleh data aktifitas belajar siswa yaitu 95% dengan kategori sangat aktif. Aktifitas mengajar guru yaitu 97,5 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa Siklus III memperoleh nilai rata-rata 85 dengan nilai terendah sebesar 50 dan nilai tertinggi sebesar 100. Dari 20 siswa pada Siklus III yang memperoleh nilai di atas KKM sekolah   70 sebanyak 18 siswa atau sebesar 90 %, dan sisanya sebanyak 2 orang siswa atau 10 % siswa masih berada di bawah KKM. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus III hasil belajar siswa lebih baik jika di bandingkan dengan pembelajaran siklus I dan II. Kesimpulannya PTK dapat dilakukan baik secara daring dengan model pembelajaran Problem Based Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun