Mohon tunggu...
Miftahul Alam
Miftahul Alam Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kolaborasi Kelompok Nasionalis-Islam di Pilpres 2019

28 Juni 2018   12:08 Diperbarui: 28 Juni 2018   12:21 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kombinasi calon dari kelompok nasionalis dan Islam bisa meredam potensi konflik sosial di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Alasannya adalah, kedua kelompok tersebut merupakan elemen terbesar di tanah air ini.

Harus diakui bahwa arah pilpres 2019 akan ditentukan oleh kedua kelompok tersebut. Contohnya, lihat saja pertarungan di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017 kemarin.

Pilgub DKI bisa dikatakan merupakan pertarungan antara kelompok Islam dan kelompok yang mengaku nasionalis dan paling NKRI, yang akhirnya dimenangkan oleh kelompok Islam yang diwakili oleh Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno.

Berkaca dari hal tersebut, tidak menutup kemungkinan, potensi konflik antara kedua kelompok tersebut akan berulang di Pilpres 2019 nanti. Anggap saja, yang akan bertarung nanti adalah Joko Widodo (Jokowi) Vs Prabowo Subianto, karena hingga saat ini hanya kedua tokoh tersebut yang sudah memproklamirkan diri maju sebagai Capres.

Bila dilihat dari arah koalisi parpol menjelang Pilpres, Jokowi mewakili kelompok nasionalis dan Prabowo akan mewalili kelompok Islam. Bila ini terjadi, konflik antara kelompok nasional vs kelompok Islam tidak dapat terelakkan lagi.

Maka dari itu, kolaborasi capres-cawapres dari kedua kelompok itu adalah cara yang ideal untuk meredam potensi konflik tersebut. Tidak harus Jokowi dan Prabowo berduet di Pilpres, tapi keduanya dapat menggaet pendamping masing-masing dari kelompok nasionalis dan Islam.

Pada tulisan kali ini, akan lebih spesifik membahas, pendamping Jokowi di Pilpres 2019.

Lalu siapa yang layak mewakili kelompok Islam sebagai Cawapres Jokowi?

Figur santri seperti Ketua Umum PKB Muhaemin Iskandar (Cak Imin), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Romy layak diperhitungkan menjadi cawapres Jokowi di 2019.

Selain figur santri, mereka ini juga merupakan Ketua Umum Partai yang mempunyai peran penting menentukan suara di Pilpres. Namun, dari tiga nama tersebut, menurut Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, Cak Imin lebih unggul karena perolehan suara PKB melampaui PAN dan PPP.

Selain itu, Cak Imin juga merupakan representasi kekuatan politik NU, yang saat ini masuk sebagai potret keagamaan yang moderat. Tetapi, Zulkifli Hasan juga tidak boleh dipandang remeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun