Mohon tunggu...
Miftah Firdaus Zein
Miftah Firdaus Zein Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Padjajaran

Hanya seorang mahasiswa yang suka berceloteh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penjajahan Militer Jepang dan Hubungannya dengan Umat Islam di Indonesia

20 September 2021   19:00 Diperbarui: 20 September 2021   19:27 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Maret 1943 sebagai langkah awal pdkt kepada umat Islam, pemerintahan militer Jepang mulai mendirikan shumubu (kantor urusan agama) di ibu kota dan mendirikan shumuka sebagai cabangnya di daerah. 

Bentuk dari shumubu atau shumuka kalau sekarang mirip-mirp dengan adanya MUI (Majelis Ulama Indonesia) tapi memiliki beberapa peran yang berbeda. 

Tujuan didirikan shumubu adalah untuk meningkatkan hubungan yang intensif antara Jepang dengan para ulama dan intelektual muslim.

Pemimpin shumubu pada awalnya adalah Kolonel Horie yang merupakan orang Jepang. Pada masa kepemimpinannya terjadi kegagalan untuk mendapatkan simpati dan atensi dari umat Islam. 

Untuk itu akhirnya Jepang memutuskan unuk mengangkat K.H. Hasyim Asy'ari sebagai ketua yang baru. 

Tidak hanya berhenti di shumubu, Jepang juga mendirikan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) pada tahun 1943. Pembentukan Masyumi bila ditelaah secara politis itu adalah sebagai wadah dan sarana untuk mengumpulkan gagasan, pemikiran, dan aspirasi politik umat muslim.

Upaya yang Berakhir Senjata Makan Tuan

Namun dalam perjalanannya, pemimpin Masyumi malah menjadikan Masyumi sebagai wadah untuk mengakomodir dan memobilisasi massa dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dan menyebarkan ajaran Islam. Hal ini menjadikan Jepang melakukan blunder yang amat fatal.

Tak jera karena kegagalan yang terjadi terhadap Masyumi, Jepang malah mengizinkan umat Islam untuk mendirikan perkumpulan pemuda Islam yang bernama Hizbullah di bawah kepemimpinan K.H. Zainal Arifin pada tahun 1944. Pendirian organisasi tersebut dilakukan oleh Jepang agar menambah kepercayaan umat Islam kepada pihak Jepang.           

Setelah melakukan pendirian Hizbullah, pemerintah Jepang juga mengadakan latihan militer untuk para intelektual, tokoh, dan pemuda Islam. 

Pembentukan Hizbullah yang dilakukan Jepang adalah sebagai sarana dan wadah eskalasi umat muslim yang akan digunakan untuk kepentingan Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun