Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Writer & Citizen Journalist. Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua Pemuda Tewas di Parit dan Menghargai Kehidupan

31 Januari 2020   19:14 Diperbarui: 31 Januari 2020   20:33 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dok. POLSEK PANUNGGALAN FOR RADAR KUDUS

Dua pemuda usia 20 - an ditemukan tersungkur di parit akibat kecelakan tunggal di sebuah desa di Grobogan, Jawa Tengah. Kejadian nahas itu terjadi Rabu (29/1/2020) dini hari.

Dua pemuda tersebut adalah warga di desa saya. Dari keterangan polisi, keduanya berboncengan sepeda motor dan kecelakaan terjadi akibat laju motor tak terkendali, hingga menabrak bongkahan batu di pinggir jalan yang menjadi sebab keduanya meregang nyawa di areal persawahan padi.

Tanpa bermaksud mengolok-olok kematian dan garis nasib, saya ingin bercerita fenomena mati muda yang menimpa tetangga dan teman dalam beberapa tahun terakhir.

Lahir, jodoh, rezeki, dan mati  adalah misteri dan kondrat Tuhan. Setiap jiwa punya garis kehidupan dari-Nya yang tak bisa diganggu-gugat.

Seorang tetangga berusia sekitar 18 tahun meninggal di perantauan akibat terjatuh dari lantai 10 di sebuah proyek pembangunan apartemen.

Mati muda juga dialami seorang tetangga berusia 35-an tahun akibat kecelakan motor saat hendak pergi ke rumah sakit.

Ada pula tetangga yang meninggal karena penyakit di usia relatif muda umur 20-an, sakit kanker, asam lambung, serangan jantung, dan penyakit lain.

Kabar cukup mengejutkan juga saya dengar, seorang kawan meninggal karena sebuah penyakit. Padahal, gaya hidupnya cukup sehat dan ideal. Dia tidak merokok, mengonsumsi narkoba dan minuman keras.

Beberapa kasus kematian muda di atas menjadi bukti bahwa usia tidak jadi patokan seberapa cepat seseorang menghadap kepada-Nya. Jangankan mati muda, mati saat bayi atau balita pun terjadi. Lahumulfatihah.

Usia tua dan muda punya kesempatan nyaris sama dipanggil Tuhan. Usia tidak menggugurkan hak Tuhan. Ajal tak ada manusia yang tahu, tak bisa ditunda. Meski bisa dipercepat dengan jalan sesat: bunuh diri.

Kecelakaan, Bencana, dan Penyakit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun