Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Writer & Citizen Journalist. Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Humor | Barter Daging Kurban

2 Januari 2020   12:50 Diperbarui: 2 Januari 2020   16:23 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi metrosiantar.com

Reza Rahadian belum pesan makanan tapi Vanessa Angel sudah mengambilkan sepiring nasi lengkap dengan daging potong kecil-kecil berkuah santan kental di atas nasi.

Tokoh kita kali ini adalah Reza Rahadian, karyawan swasta yang indekos di Sondakan, Solo. 

Reza termasuk cowok saleh, setelah salat Iduladha dia tidak segera pulang. Ia ikut membantu panitia kurban di masjid  menyembelih sapi dan kambing. Lalubmembagikan daging kepada yang berhak.

Selesai membagikan daging kurban, Reza berpamitan kepada Hanung Bramantyo selaku Kepala Panitia.

"Jangan pulang dulu, Mas Reza. Itu anak-anak remaja masjid mau nyate lho di sini," kata Hanung.

"Saya nggak ikut, Pak Hanung. Mau umbah-umbah pakaian dulu, sekalian istirahat di kos," jawabnya.

Padahal, baru kemarin Reza mencuci pakaiannya. Dia sebenarnya tidak doyan masakan daging kambing maupun sapi. Ia hanya doyan daging ayam dan ikan.

Sebelum Reza pulang, Hanung menyerahkan sebungkus daging kurban, berupa daging kambing seberat 2 kilogram kepadanya.

"Walaah, arep takapakke iki daginge (mau diapain ini dagingnya)," pikir Reza.

Tak enak mau menolak, Reza pulang membawa daging kurban pemberian pak Hanung.

Reza langsung tancap gas dengan motor bebeknya menuju kos di kampung Sondakan. Dalam pikirannya, ia masih awang-awangen (bimbang)  mau diapakan daging kurban yang ia bawa. Sedangkan tetangga kosnya juga sudah dapat daging kurban.

Ndilalah, Reza ingat dengan Vanessa Angel, pemilik warung langganannya. Warung sekaligus rumah tante Vanessa berada tak jauh dari kosnya. Hari itu ia libur jualan.

"Eh, Mas Reza. Nyate ora, Mas?" sapa Vanessa Angel.

"Mboten, Tante. Ini ada daging kurban buat jenengan. Saya nggak bisa masak karena di kos nggak ada kompor," kata Reza sembari menyerahkan sebungkus daging kambing.

"Wah, terimakasih, Mas," kata Vanessa Angel.

Esok hari sebelum Reza berangkat kerja, ia mampir sarapan di warung Vanessa Angel.
Reza duduk di kursi warung dan belum pesan makanan, tapi Vanessa sudah mengambilkan sepiring nasi lengkap dengan daging potong kecil-kecil berkuah santan kental di atas nasi.

"Loh, Tante Vanessa, Niki daging napa? (ini daging apa ?)" tanya Reza kaget.

"Oh, itu tongseng kambing, Mas. Dijamin masakan tante uenaak," jelas Vanessa.

"Waduh, saya nggak suka makan daging kambing, Tante. Saya nggak doyan."

"Oalah," ucap Vanessa salah tingkah.

Reza lalu memesan segelas es teh dan gado-gado plus telur rebus. Mengingat dompet di kantongnya masih tipis meski masih tanggal muda, dia tak berani pesan makanan yang agak mahal.
Selesai makan, Reza berniat membayar apa yang sudah disantapnya.

"Nggak usah mbayar, Mas Reza. Hari ini gratis untuk sampeyan."

"Waduh, jadi enak nih, eh jadi nggak enak maksud saya. Matur suwun nggih."

Dalam perjalanan pulang, Reza masih kepikiran peristiwa menggelikan saat di warung.

"Wah kok kayak barter saja. Kalau tahu digratisin mending tadi makan ayam kremes porsi dobel, hehe," batinnya. (Miv)

Catatan: Cerita ini bukan fiktif belaka, tapi berdasarkan kisah nyata yang dialami penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu bukan kebetulan semata dan ada unsur kesengajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun