Mohon tunggu...
Mic Transformer
Mic Transformer Mohon Tunggu... Administrasi - edutainment

MIC Transformer sebagai Valuable Partner bagi setiap perusahaan, bersama-sama untuk meningkatkan dan mengembangakan Human Capital yang berbasis pada metode Experiential Learning dan 9 Quotients serta dikemas dengan konsep Eduatainment (Edukasi + Entertainment) sehingga menghadirkan Valuable Experience bagi para peserta dan menciptakan Valuable Environment untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar dari Batu, Kerikil, dan Pasir

4 Desember 2018   12:00 Diperbarui: 4 Desember 2018   14:32 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat kelas di sebuah Universitas, seorang Guru membawa beberapa item untuk bahan demonstrasi di mejanya. Yaitu, sebuah toples, beberapa batu, beberapa kerikil, dan pasir. Para muridnya bertanya-tanya, apa yang ingin Guru itu lakukan dan mencoba untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi.

Guru memulai melakukan demonstrasi dengan meletakan batu-batu kecil ke dalam toples. Para siswa bingung dengan apa yang dilakukan oleh Guru, namun Guru tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu.  Setelah batu-batu yang dimasukkan sudah mencapai leher toples, Guru mulai berbicara dengan bertanya kepada siswa apakah mereka pikir toples tersebut sudah penuh. Para siswa sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.

Kemudian Guru tersebut mengambil kerikil dan menuangkan kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil tersebut kemudian menemukan celah di antara batu-batu besar. Guru kemudian kembali bertanya kepada siswa apakah toples itu sudah penuh, dan siswa kembali sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.

Selanjutnya Guru mengambil pasir dan menuangkannya kedalam toples. Pasir tersebut mengisi setiap ruang yang tersisa dalam toples. Guru untuk terakhir kalinya bertanya kepada siswa-siswinya, apakah toples itu sudah penuh, dan jawabannya adalah sekali lagi : YA.

Guru itu kemudian menjelaskan bahwa toples adalah analogi untuk kehidupan. Beliau menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup : Kesehatan, keluarga, dan semua hal yang membuat hidup lengkap.

Beliau kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup nyaman, seperti : Pekerjaan, rumah, mobil. Akhirnya, beliau menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting dalam hidup.

Guru menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup dengan hal-hal kecil akan menyebabkan kita tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga.

Kesimpulan dari cerita mictransformer di atas adalah perhatikan segala sesuatu yang penting demi kehidupan yang bahagia. Prioritaskan kehidupan Anda sekarang dan bedakan antara 'batu', 'kerikil', dan 'pasir'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun