Kita masih lanjut ya, masih ada waktu. Kalau ada yang berkata 'dia dapa di bok' maka ini adalah idiom yang diungkapkan ketika orang lain mendapati kesalahan atau kekeliruan kita secara jelas dan nyata. Atau juga ketika kita kena jebak.
Ungkapan atau idiom yang muncul akibat kekesalan dan kemarahan seseorang yang berbunyi begini, 'Ngana pe stron / ngana pe moskron' sampai detik ini saya belum bisa temukan padanannya dalam bahasa Indonesia. Apakah itu hanya sekedar pelampiasan kekesalan dan kegusaran semata? Saya nggak tahu, yang pasti banyak orang Manado menggunakan idiom ini, termasuk keluarga dekat saya. Bisa jadi ini adalah idiom titipan alien yang katanya pernah berkunjung ke bumi ribuan tahun yang lalu he he he...
'Ser jaha' adalah idiom tentang suatu rencana jahat. Lalu ada pula idiom 'so balamu' (ini dicetuskan oleh para ABG) yang berarti cerita membual atau ngoceh tak karuan. Kalau “ta piong-piong” itu kurang lebih artinya adalah kebingungan yang tak jelas. Ke sana ke mari ke sana ke mari ke sana lagi….terus ke mari, ya gitu deh.
Ada pula idiom unik lainnya, 'bingo-bingo yaki' yang dapat diterjemahkan sebagai pelangak-pelongok bingung nggak ada juntrungannya.
Ada yang tau ungkapan populer, 'So tua ngana sayang'? Ini biasanya adalah ungkapan yang dipakai untuk menyentil orang tua yang masih tertarik dan suka dengan daun muda ha ha ha! Atau juga ditujukan bagi mereka yang sudah tua namun masih suka melakukan pekerjaan dan kegiatan anak-anak muda. Bahkan ada yang menyambungnya dengan, 'so boleh toki'. He he he…….
‘Abunti’ adalah istilah atau sebutan untuk seorang pembohong, pembual, pendusta, bahkan untuk ‘pencuri’. Abunti konon adalah singkatan dari ‘Abunawas Tingkat Tinggi’. Kalau 'Asal malontok' itu adalah untuk orang yang asbun alias asal bunyi, bicara sembarangan dan tak jelas kebenarannya.
[caption caption=""Lelucon Manado" (pic: instagram)"]

Tak jarang setan juga dibawa-bawa dalam penggunaan ungkapan kekesalan, seperti contoh ini, 'Setang putar lai deng ngana'. Artinya kurang lebih adalah ‘Sialan banget juga dengan mu.’ Ah, mungkin kurang tepat, tapi seperti itulah kira-kira. Kalau 'stau lai deng ngana' itu artinya ‘peduli amat juga denganmu.’
Apakah gerangan 'Meng-meng' itu? Ini adaah istilah yang ditujukan bagi mereka yang sakit jiwa, setengah gila (stegi) atau kurang waras. Saya yakin kompasiner di sini nggak ada yang meng-meng sih. Orang yang kelakuannya, ucapan-ucapannya, tindakannya, tingkahnya yang kayak orang kurang waras, jangan heran kalau nantinya bakalan dicap ‘meng-meng’ olah penutur bahasa Manado.
Terlalu lama menunggu? Idiom yang dipakai orang Manado adalah 'balalar' (lalar itu = lalat) umpamanya dalam kalimat, “Kita ada batunggu sampe balalar” (artinya: saya menunggu lama sekali). Kalau 'slow maar slak' sangat mungkin idiom ini sepadan dengan ‘perlahan namun pasti’ atau dalam bahasa Inggris kita kenal sebagai ‘slowly but surely.’
Ada istilah ‘karong bocor’, ini adalah idiom yang muncul dan aktif digunakan pada tahun 80-an sampai 90-an, sekarang pun masih ada saja yang menggunakannya meskipun agak berkurang jumlahnya. Ini sebutan untuk orang yang bicaranya tinggi sekali, penuh janji dan kehebatan, tetapi fakta sebenarnya tidaklah demikian atau bahkan bertolak belakang. Orang-orang ini disebut ‘karong bocor’.