Mohon tunggu...
Anna Maria
Anna Maria Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer | Teacher | Heritage Lover | Kebaya Indonesia

Love my life, my family, my friends, my country, my JESUS CHRIST

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Guru Milenial untuk Gen Z dan Alpha

25 Oktober 2019   00:31 Diperbarui: 25 Oktober 2019   00:49 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Maaf, ya ada juga teman kami yang mengeluhkan sulitnya mengontrol perilaku seorang temanmu yang maunya terlalu mendominasi teman bermainnya, jika tidak mau menurut maka berhari-hari timbul ucapan mengintimidasi.

Orangtua lain yang anak-anaknya diintimidasi temanmu mengeluhkan hal sama. Nah, kami sampaikan kepada orangtua pelaku ini, respon beliau, "Hahahaha.. duh emang sih anak saya gitu jadi bos dia, galak sama saudara-saudaranya juga!Wajarlah!"

Semua guru mendadak senyap, keheranan.  

Banggakah kalian?  Menurut kalian apakah perilaku tersebut mengganggu orang lain?  Jika kalian berada di sisi korban, bagaiman perasaannya?  

Jadi harus bagaimana,  apa yang seharusnya dilakukan?  

Para guru, orangtua tidak gila hormat, sayang. Tapi perhatikan, perilaku sekedar menyapa, memberi senyum, atau cium tangan orang yang lebih tua (di budaya kita) biasanya hal standar orang lain bisa menilai kamu punya kepedulian kepada orang lain.  

Ohya,  saya dulu sempat dinilai sombong sama teman-teman kerja ibu. Katanya, "ih anakmu yang itu gak ada senyumnya, nyapa juga enggak! " Saya yang mendengar itu kaget, bagaimana ya sebenarnya kan karena malu,  tapi kebanyakan lebih saya senang bermain dengan pikiran saya sendiri sampai lupa sekitar. Naah,  jadi teringat kan kalau saya masih hidup di dunia nyata.  

Yuk, sama-sama menapak di dunia nyata.  Setiap bangun tidur jangan lupa berdoa, lalu rencanakan kegiatan hari ini, coba deh hitung beberapa kali sudah senyum dan menolong orang lain.  Menolong orang lain tidak perlu hal besar lho, ucapkan salam juga bisa jadi sebuah motivasi. 

Eh,  udah jangan kebanyakan posting. Masa sih berbuat kebaikan harus diposting, lihat orang berbuat tidak benar harus diposting.  Sabar.. sabar.. lihat dulu seksama. Berbuat baik tak perlu melulu dipublikasikan, kalau saya sih khawatir motivasinya jadi berbeda, biarkan kamu dan Tuhan saja yang tahu. 

Lalu, setiap orang berbicara, sabar yuk mendengar. Kan dua telinga ada, ya dipakai lha.  Apalagi yang dua?  Ada mata. Baca pelan-pelan, perhatikan seksama, pikirkan baik-baik sebelum memutuskan tindakan selanjutnya. 

Kita coba yuk tantangan-tantangan ini, saya juga masih perlu banyak evaluasi diri dan mencoba lagi, lebih baik lagi.  Setiap gagal, maafkan diri sendiri, orang lain gagal ampuni dan beri kesempatan perbaiki, beri semangat deh biar semangatnya tumpah ruah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun