Mohon tunggu...
M I Channel
M I Channel Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Damailah Indonesiaku

Seorang Pecinta Perdamaian dan Toleransi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapakah Khalifah Islam Saat Ini?

26 Januari 2021   18:18 Diperbarui: 10 Agustus 2021   13:41 4846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapakah Khalifah Islam saat ini? Siapa sosok Khalifah itu sekarang? Khalifah yang seperti apa beliau ini? Sebelum kita bahas pertanyaan tentang Khalifah ini,  tentunya masih sangat segar dalam ingatan kita semua bagaimana seluruh dunia digemparkan dengan serangan mematikan pada tahun 2003 yang dilancarkan oleh Negara Islam Irak (ISI) di ibu kota Irak, Baghdad, dengan targetnya yang jelas yakni  pemimpin suku yang bersekutu dengan AS. ISI inilah yang kemudian lebih dikenal dengan nama ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan juga dikenal sebagai ISIL (Islamic State of Iraq and the Levant) dengan meleburnya anggota sayap ISI di Suriah yang dikenal dengan Jabhat Al-Nushra dan diketuai oleh Abu Bakar Al-Baghdadi. Pada akhirnya di tahun 2014 bertempat di Masjid Nuri Mosul, Baghdad mereka mendeklarasikan berdirinya "Khilafah" ISIS yang mencakup Irak dan Suriah dengan Khalifah mereka yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi.

Sejak saat itu dunia dipertotonkan dengan kebengisan dan kekejaman yang dilakukan oleh ISIS dengan Khilafat yang baru didirikannya itu. Orang-orang yang tinggal di Mosul, kota di Irak utara, yang dikuasai oleh ISIS, menggambarkan bagaimana mereka hidup di bawah bayang-bayang ketakutan dan kekhawatiran pada waktu masih dalam kekuasaan ISIS atas segala terror yang dilakukan oleh kelompok ini. Mereka berkisah mulai dari anak-anak yang dibunuh karena melakukan kesalahan kecil, hukuman cambuk di depan umum, dan orang hilang yang hampir terjadi setiap waktu. Seolah dengan sengaja ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Khilafah yang mereka dirikan dengan Khalifahnya pada waktu itu memang untuk menebar terror sehingga hal ini menyebabkan terjadinya distorsi terhadap kata Khalifah itu sendiri di dalam Islam.

Padahal sangat jelas di dalam Al-Quran Surat An-Nuur : 55 Allah Ta'ala berfirman "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka "Khalifah" di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan "Khalifah" orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." Di dalam ayat ini, Allah Ta'ala menegaskan bahwa dipilihnya Khalifah itu justru untuk mengganti keadaan takut menjadi aman sejahtera. Kata "Khalifah" ada di dalam kata kerja "layastakhlifannahum" bahwa pasti Dia akan menjadikan mereka Khalifah dengan tujuan untuk memberikan keamanan, kedamaian dan ketentraman kepada umat manusia bukan malah sebaliknya memberikan teror dan ketakutan.

Segala upaya pemberontakan serta mengadakan huru-hara tidak pernah sama sekali diajarkan di dalam Islam. Islam mengajarkan untuk tunduk dan taat kepada Ulil Amri (Penguasa) yang sah dalam sebuah negara. Dan keitaatan kepada Ulil Amri atas perkara-perkara yang baik ini disejajarakan dengan keitaatan kepada Allah Ta'ala dan Rasul-NYA. Hal ini sangat jelas disebutkan di dalam Surat An-Nisaa : 59. Hadhrat 'Ali Bin Abi Thalib (RA), Khalifah Islam yang ke-4 juga pernah bersabda "Umiratil buldan bihubbil awthan." Negeri akan dimakmurkan dengan kecintaan pada tanah air. (Bihar al-Anwar, 75:45)

Nilai-nilai kecintaan kepada tanah air, keitaatan kepada Ulil Amri ini kita bisa dapatkan juga dari sosok Khalifah Islam ini. Ketika kita searching di mesin pencari Google tentang kata "who is the Present Caliph of Islam today" maka akan muncul 3,990,000 hasilnya. Di ranking paling atas disebutkan mengenai sosok Hadhrat Mirza Masroor Ahmad yakni Khalifah yang ke-5 dari Jama'ah Islam Ahmadiyah. Di dalam sebuah acara pemberian "lecture" kepada para anggota Militer Jerman di Markas Militer Koblenz, Jerman 2012 beliau menyampaikan : "Untuk benar-benar dapat mencintai Tuhan, Islam mengajarkan bahwa seseorang harus mencintai tanah airnya. Hal ini sangat jelas, oleh karena itu tidak akan mungkin ada konflik kepentingan antara cinta seseorang kepada Tuhannya dan cinta seseorang kepada tanah airnya".

Kemudian beliau juga menyampaikan : "...sesuai dengan ajaran Islam, Allah Ta'ala telah melarang segala bentuk pengkhianatan, ataupun pemberontakan terhadap satu Negara dan satu Pemerintahan. Sebab pemberontakan ataupun aksi melawan Pemerintahan yang sah akan mengancam kedamaian dan keamanan sebuah Negara". Sebuah pesan yang sangat kuat mengajak kita semua untuk dapat memperkuat kecintaan kepada bangsa dan tanah air serta 'loyalty" yakni kesetiaan kepada bangsa dan negara kita. Pesan-pesan inilah yang dibutuhkan saat ini di negara kita yang tercinta, Indonesia. 

Sebuah bangsa yang besar, bangsa yang majemuk dan tidak ada jalan yang lain untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa selain dengan memperkuat kecintaan kepada tanah air kita. Senada dengan hal ini, pada tahun 1915 pendiri Nahdhatul Ulama, Hadhratus Syaikh Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa bahwa "Hubbul wathon minal iiman" yakni cinta tanah air adalah sebagian dari Iman. Fatwa ini harus menjadi pedoman untuk kita semua dalam rangka memperkuat Ukhuwah Wathoniyyah. Jayalah Indonesia.

#ahmadiyah #khalifahislam
#mirzamasroorahmad #khalifahahmadiyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun