Mohon tunggu...
Michael The
Michael The Mohon Tunggu... Lainnya - B.E(Civ)(Hons)

Manusia biasa yang suka menuangkan pikirannya terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Pro Kontra biasa asal disertai pemikiran dan perasaan yang beralasan. Selamat menikmati.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pikiran dan Perasaan #13 - "Dilema Kesehatan atau Kesakitan?"

16 Januari 2021   00:50 Diperbarui: 16 Januari 2021   02:13 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dari dua kali pertemuan, saya merasa kurang teryakini dan tidak adanya kepastian serta penjelasan yang jelas akan apa yang saya derita sebelumnya karena menurut saya dokter B hanya murni mendiagnosa dari keluhan dan membuat kesimpulan dari hasil tanpa menjelaskan secara medis dan pengalaman akan hal-hal tersebut yang notabenenya awam pun sebenarnya juga dapat berkesimpulan demikian (walaupun kesimpulan awam tidak boleh dipercaya).

Dokter B kurang bisa memberikan penjelasan yang dapat menenangkan pasien dan terkesan terburu-buru untuk melayani pasien lainnya.  Pada akhirnya saya hanya menganggap sakit yang saya alami hanya cara Tuhan untuk menyuruh saya beristirhat sejenak. 

Pasien berhak untuk mendapatkan penjelasan lebih detail akan apa yang terjadi pada dirinya apalagi pasien tersebut sudah membayar penuh untuk jasa pelayanan dari dokter tersebut (biaya total pengobatan saya dan adik saya kurang lebih 1.5 juta). Ada pasien yang bisa saja terus kePIKIRan atas penyakitnya dan tidak memperoleh kepastian yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi mental dan fisik pasien itu sendiri. 

Selain memberikan pengobatan dalam bentuk obat, saya yakin pengobatan dalam bentuk mental juga tak kalah penting dalam mengobati pasien. Harus ada keseimbangan diantara keduanya karena kita tidak boleh lupa bahwa tubuh kita juga mempunyai kemampuan untuk memulihkan dirinya sendiri atas kendali PIKIRAN.

Obat adalah campuran bahan-bahan kimia yang seharusnya tidak perlu masuk ke dalam tubuh kita (kecuali dalam situasi mendesak). Obat bukanlah satu-satunya solusi untuk setiap masalah kesehatan. Ada beberapa dokter yang selalu mengandalkan antiobiotik dalam pengobatannya.

Setiap pasien dihantam antibiotik, sakit lagi hantam antibiotik kembali yang pada akhirnya hanya akan membuat pasien tersebut sembuh dalam jangka pendek dan terus-terusan sakit dalam jangka panjang. 

Konsultasi,edukasi, penjelasan dan dukungan moral kepada pasien disertai bantuan obat (jika diperlukan) saya RASA akan lebih ampuh untuk menyembuhkan pasien. Hal ini tentu berlaku untuk penyakit-penyakit ringan yang dapat diatasi secara sederhana. Pasien telah mengeluarkan sejumlah biaya dan menuntut haknya untuk mendapatkan solusi terbaik akan penyakitnya.

Benar, bahwa uang tersebut untuk membayar pengalaman dan pengetahun dang dokter yang mungkin didapatkan secara mahal dan penuh perjuangan. Namun, mereka juga tidak boleh melupakan apa tujuan utama mereka menjadi seorang dokter dan apa yang ada dalam sumpahnya. Sebuah pengabdian yang harus dilakukan secara tulus dan profesional. 

Saya termasuk orang yang paling tidak suka ke dokter jika saya meRASA sakit yang saya derita ringan dan dapat sembuh sendirinya. Karena menurut saya dokter ada untuk memberikan solusi yang tidak dapat kita temukan bukan yang malas kita temukan. Banyak juga orang Indonesia yang manja akan kesehatan, yang sakit sedikit ke dokter, sakit sedikit ke dokter.

Sikap terlalu panik dan malas mencari informasi sendiri menjadikan banyak orang yang menghabiskan uangnya di pelayanan kesehatan yang sebenarnya belum tentu ia butuhkan (urgensinya rendah). Inilah yang juga membuat rumah sakit-rumah sakit penuh dan antrian-antrian dokter panjang melingkar berjam-jam. 

Dari beberapa dokter yang saya pernah temui (untuk berobat) dalam negeri, masih banyak yang bagi saya bekerja lebih ke arah sekedar mencari uang daripada mengabdi dan melayani masyarakat secara tulus. Banyak dokter yang datang sangat telat yang artinya pasien yang sakit harus menunggu berjam-jam untuk gilirannya padahal mereka sebenarnya membutuhkan istirahat yang layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun