Mohon tunggu...
Michael Ugrasena
Michael Ugrasena Mohon Tunggu... Pelajar

Tulis-menulis serpihan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Brain Rot pada Generasi Alpha: Tantangan atau ancaman?

20 Juni 2025   20:02 Diperbarui: 20 Juni 2025   20:02 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Brain Rot (foto: tribunnews.com)

sigma skibidi, gyat, mewing rizz, anomali, Italian Brain Rot

Ketika sedang scrolling media sosial seringkali ditemukan kalimat-kalimat seperti diatas dan biasa dikenal sebagai Brain Rot. Kalimat dan kata-kata ini sepertinya sudah tidak asing lagi terlebih dikalangan generasi alpha dan generasi z yang seringkali disajikan dalam berbagai macam bentuk mulai dari karakter fiksi, video game, musik, atau bahkan tren absurd di internet.

Seperti tadi ditekankan generasi Alpha lah yang sering terkena tren Brain Rot ini yang dimana Generasi ini sudah berkenaan dengan teknologi komunikasi modern sejak pertama kali dilahirkan, namun tren Brain Rot lebih dari sekedar tren dan bisa menjadi penyakit dan wabah yang bahkan lebih mematikan dari wabah penyakit fisik. 

Mengenal Apa itu Brain Rot?

Istilah brainrot sebenarnya berasal dari gabungan dua kata: "brain" (otak) dan "rot" (membusuk) yang secara harfiah brainrot menggambarkan kondisi otak yang "membusuk" atau mengalami kemunduran fungsi akibat sesuatu.  

Merujuk pada jurnal Oxford University press istilah ini merujuk pada kondisi mental yang terjadi akibat kebiasaan mengonsumsi konten digital yang tidak bernilai alias konten receh. 

Brain Rot dapat dikategorikan sebagai keterikatan emosional seseorang terhadap sesuatu terlebih dalam generasi Alpha. Sebagai perbandingan dahulu generasi milenial dan generasi z tergila-gila akan kartun semacam ultramen, power rangers, spongebob squarepants atau yang lainnya. 

Kini generasi Alpha juga merasakan hal yang sama, namun dalam intensitas yang berbeda dan lebih moderat dengan semakin mudahnya generasi Alpha terhubung dengan teknologi komunikasi semacam media sosial. 

Algoritma Brain Rot dalam media sosial

Seringkali pertanyaan terbesit dalam benak

Mengapa fenomena Brain Rot ini cepat meluas? Bagaimana cara kerja dan algoritma Brain Rot sehingga mempengaruhi kehidupan Generasi Alpha?

Brain Rot dapat cepat meluas akibat konsumsi media sosial berbentuk video pendek di kalangan generasi Alpha. Seorang ketika sudah menonton video berbau Brain Rot pasti akan cepat "ketagihan" sebab kontennya ringan dan jenaka cocok dikalangan generasi Alpha yang belum terbiasa dengan hal yang kritis dan serius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun