Bukankah hanya dalam diam kita saling memagut dan seperti hujan pagi tadi, rintiknya menyanyikan lagu sunyi
Kenapa harus sedih saat putus? Begitu tanyamu seperempat inci sebelum perpisahan terjadi. Layang-layang saja kalau putus banyak yang ngejar, tambahmu lagi
Engkaulah pagi butaku yang meraba-raba yang takkan pernah kurengkuh. Mungkin karena terlalu dini kau datang bahkan sebelum embun jatuh pada dedaunan
Sekarang kau duduk entah di mana. Mungkin sedang memikirkanku. Mungkin merindukanku. Mungkin membenciku. Tetapi satu yang pasti adalah aku sangat merindukanmu
Tubuhmu yang putih adalah marmer, dan orang yang melihatnya menyebutnya taj mahal sesaat setelah dibasahi rintik hujan.