Mohon tunggu...
Michael Don Lopulalan
Michael Don Lopulalan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S1 Antropologi Budaya UGM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tawa dan Refleksi: Belajar dari Stand-Up Comedy

13 Desember 2018   20:55 Diperbarui: 14 Desember 2018   06:34 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan menertawakan diri sendiri serta orang lain, tensi dan amarah yang dipendam karena pembentukan persepsi atas stereotip akan perlahan reda. Melalui ruang komedi, perbedaan seketika melebur menjadi satu dalam kerangka tawa dan refleksi pribadi.

Tuntutan refleksi dalam standup comedy sama halnya dengan tuntutan refleksi dalam segala pengetahuan yang sempat diterima. Tanpa refleksi pengetahuan terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar, pengetahuan yang diterima tidak akan memberi dampak. Pun tawa tanpa refleksi hanya menimbulkan rasa senang sementara. 

Karena refleksi, seperti halnya di dunia pendidikan, dapat menuntun kepada perubahan yang nyata. Sedangkan tanpa refleksi, materi komika hanya sekedar memunculkan tawa atau amarah berlebih.

 Melalui refleksi, tertawa tidak selalu dipahami sebagai tindakan mengejek atau merendahkan suatu hal. Karena dalam dunia alternatif, tertawa juga berarti sadar atas hal-hal yang tak pernah dibahas dan tanda tergesernya batas hegemoni secara perlahan.  

[MDL1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun