Mohon tunggu...
Michael Chrysanthus Dumatubun
Michael Chrysanthus Dumatubun Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tidak Mau Jadi Petani

12 September 2022   11:54 Diperbarui: 12 September 2022   12:56 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para anak muda lebih memilih untuk bekerja di luar tempat daerah mereka atau di daerah perkotaan. Hal tersebut menjadi pertanyaan besar. "Apakah yang mebuat para anak-anak muda tidak ingin menjadi seorang petani?"

Melihat dari konteks jaman, dengan adanya era digitalisasi, para petani pun dapat terbantu dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang. Teknologi tersebut dapat memudahkan para petani untuk menjual hasil panen mereka secara cepat dan luas. Tidak hanya itu, para petani pun dapat belajar mengenai produktivitas kinerja yang mereka lakukan. 

Dengan mencari informasi mengenai luas atau lahan yang mereka punya, hasil panen yang sedang naik, serta keuntungan-keuntungan yang mereka peroleh, para petani dapat lebih kritis dan berpikir ke depan mengenai cara yang solutif bagi kualitas dan hasil panen yang mereka hasilkan. 

Dengan adanya era teknologi ini, anak muda pun tidak perlu takut untuk menjadi seorang petani, malahan para anak muda memiliki kesempatan untuk memajukan hasil panen mereka hingga ke jenjang internasional. Selain itu, para anak muda pun dapat mengembangkan panenan-panenan yang ada di daerah mereka.

Menurut penulis, pada jaman sekarang para anak muda atau para generasi milenial dibutuhkan untuk lebih bisa aktif dalam memajukan perkembangan negara terutama dalam bidang pertanian. Dengan adanya kemajuan pertanian yang ada di Indonesia pemerintah dan negara serta masyarakat dapat terbantu juga dalam bidang ekonomi. 

Dengan panen yang berkualitas, pastinya banyak pasar dari luar menginginkan kerjasama untuk mengimpor hasil panen yang kita punya. Meski begitu, kita juga perlu melihat kebutuhan negara kita dulu sehingga tidak terjadi kesinambungan antara kebutuhan pangan yang ada di dalam negeri dan kebutuhan untuk mengimpor bahan pangan yang ada di luar negeri.Disinilah peran pemerintah. 

Pemerintah dapat lebih aktif untuk dapat menggerakan para anak muda atau para generasi milenial agar setidaknya mau terlibat dalam kemajuan dalam bidang pertanian. Penulis mengusulkan agar pemerintah dapat membuat suatu seminar pada suatu institusi pendidikan mengenai pentingnya pertanian bagi negara Indonesia. 

Dengan begitu para anak muda dapat lebih mengerti dampak dari bidang pertanian dan bahkan dapat menemukan ide-ide baru dalam memajukan pertanian-pertanian yang ada di Indonesia.

Sebagai contoh para anak muda membuat jalur perairan untuk menyalurkan air bagi suatu lahan penanaman padi atau dapat membuat suatu mesin pengairan dengan menggunakan metode pembuatan tenaga listrik buatan. 

Dengan hal-hal seperti ini atau ide-ide seperti ini, sedikit demi sedikit peran yang dilakukan para anak muda dapat meningkatkan kualitas dan dapat membuat solusi baru bagi para petani sehingga para petani pun dapat lebih mudah dalam mengolah lahan yang mereka punya.

Pemerintah pun tidak lupa memberi pengarahan-pengarahan baru bagi para petani untuk lebih "dalam" mengolah lahan yang mereka punya. Pemerintah pun dalam mengontrol hasil kerja para petani sehingga kendala-kendala yang sekiranya terjadi dapat diselesaikan secara baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun