Mohon tunggu...
michael andrew
michael andrew Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Imunisasi di Masa Pandemi

20 April 2022   18:00 Diperbarui: 20 April 2022   18:05 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap manusia pada dasarnya memiliki sistem imun. Sistem imun merupakan sistem perlindungan yang ada di dalam tubuh manusia. Dengan kata lain, sistem imun atau yang bisa disebut juga sistem kekebalan tubuh ini memiliki fungsi yang sangat sentral dalam pertahanan tubuh manusia. Tanpa adanya sistem imun, tubuh akan lebih rentan terkena penyakit, seperti virus, kuman, parasit, dan yang lainnya. Faktanya, sekitar 99% dari semua hewan dapat melindungi diri mereka sendiri hanya dengan “natural barrier” dan sistem kekebalan bawaan. Namun, kita sebagai manusia memiliki 3 jenis pertahanan: sistem kekebalan adaptif. Sistem pertahanan tersebut yang sebenarnya dapat beradaptasi untuk melindungi kita dari hampir semua “hal asing” yang masuk ke tubuh (Sompayrac, 2019).

Sistem kekebalan adaptif dibagi menjadi 3 jenis: imunitas alami (innate), buatan (adaptive), dan imunitas pasif (Septiana, 2021). Ketiga sistem kekebalan tersebut memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Manusia dibekali imuntas alami sejak lahir. Sistem ini terdiri dari perlindungan dalam maupun luar. Contoh komponen sistem imunitas alami adalah: kulit, enzim, dahak, cairan asam lambung, dan sel darah putih. Ketika patogen menyerang, disitulah imun kita akan bekerja. 

Antigen pada virus atau bakteri yang masuk akan merangsang sistem imunitas dan memproduksi antibodi dengan tujuan menyerang infeksi tersebut. Lalu, saat sistem imunitas alami tidak mampu melawan serangan virus atau bakteri, tubuh memerlukan pertahanan tambahan dari imunitas buatan. Biasanya, sistem imunitas buatan akan mulai bekerja setelah mendapatkan serangan dari penyakit/infeksi tertentu. Setelah sembuh, sistem imun akan mengingat penyakit yang menyerang tubuh. 

Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi yang sama jika terjadi serangan dari patogen tersebut. Sistem imunitas alami dan buatan termasuk ke dalam sistem imunitas aktif, dimana tubuh akan memproduksi antibodi dengan sendirinya. Dengan adanya sistem imunitas pasif, hal ini bertujuan untuk membuat sistem kekebalan tubuh jauh lebih baik. Contoh dari sistem imunitas pasif, yaitu ASI dan vaksin/imunisasi. ASI mengandung antibodi yang kemudian akan diberikan kepada bayi baru lahir. Berbeda dengan imunisasi, vaksin itu sendiri dibuat dari patogen, bisa berupa virus atau bakteri yang sudah dilemahkan. Karenanya, tubuh akan lebih terbantu untuk memproduksi antibodi yang sesuai dengan virus tersebut.

Meskipun tubuh manusia sudah memiliki 3 jenis sistem imunitas, tetap saja kita harus melakukan imunisasi/vaksinasi. Biasanya, bayi yang baru lahir sangat dianjurkan dokter untuk melakukan imunisasi. Meski demikian, imunisasi memiliki efek samping/resiko yang lebih kecil ditimbang resiko penyakit yang dapat muncul karena tidak melakukan imunisasi sama sekali. Efek samping paling umum yang dapat terjadi, yaitu demam ringan, kemerahan pada area yang disuntik, serta alergi. Penting diingat, imunisasi dasar harus dipenuhi saat anak berusia 1-4 tahun. Pada umumnya, di masa ini juga dilakukan imunisasi pengulangan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar. Beberapa imunisasi yang dilakukan juga akan diulang pada umur 5-12 tahun. Usia 13-18 tahun biasanya digunakan untuk imunisasi tambahan.

Berikut jadwal dan jenis imunisasi yang dianjurkan:

Usia <1 tahun: BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak, HiB, Pneumokokus, Rotavirus\

Usia 1-4 tahun: DPT, Polio, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza, HiB, Pneumokokus

Usia 5-12 tahun: DPT, Polio, Campak, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza, Pneumokokus

Usia 13-18 tahun: Td, Hepatitis B, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza, Pneumokokus, HPV

Usia lanjut umur: Influenza, Pneumokokus (Vaksin PCV)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun