Mohon tunggu...
Abel
Abel Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Terang dan Garam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta dan Benci dalam Kamis Putih

4 April 2012   14:43 Diperbarui: 18 April 2019   15:13 2474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pic from www.gsja.org

Siapa yang tidak kenal dengan Leonardo da Vinci. Pelukis yang termasyur karena lukisan The Last Supper, Monalisa dan banyak lagi. Lukisan-lukisannya memiliki banyak misteri yang hingga saat ini belum dapat dipecahkan. Bahkan mengenai lukisan the Last Supper, Dan Brown mengeluarkan bukunya yang berjudul The Da Vinci Code. Buku ini berisikan  interpretasinya atas lukisan-lukisan  Leonardo dalam bentuk novel.

Meskipun berujung pada kontroversial namun sebagai sastra, buku ini cukup bagus. Setiap orang memiliki hak untuk mengekspresikan semua hasil observasinya yang objektif bukan subjektif semata dan dibayangi pengaruh tertentu.

Mungkin sebagian dari kita belum tahu apa itu Kamis Putih. Kamis Putih adalah salah satu dari tiga/tri hari suci Umat Katolik sebelum memasuki masa Paskah. Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah-Minggu Paskah. Kamis Putih dalam bahasa Inggris tua disebut Mandatum Thursday dan dalam bahasa Latin disebut Mandatum Novum yang berarti perintah baru.

Jadi, sebelum memasuki kisah Wafatnya Isa Almasih atau Yesus Kristus yang terjadi pada hari Jumat, Yesus beserta para Rasul-Nya mengadakan Perjamuan Malam Terakhir. Pada saat itulah Yesus Kristus menunjukkan teladan.

Yesus memberikan diri-Nya, mengajarkan cinta kasih (perintah yang baru yakni saling mengasihi) dan melakukan pembasuhan kaki atas para Rasul-Nya. Pembasuhan kaki ini menjadi simbol dari penyerahan diri (Penyerahan diri Yesus dalam kematian untuk  membersihkan orang lain), pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kemuridan dan ibadah. Pada saat  itulah iblis berkuasa atas Yudas dan hendak menjual Yesus dengan sekumpulan uang.

Uang, nafsu, kedudukan, korupsi, dan banyak lagi macam-macam kejahatan, menjadi ambisi yang membuat orang tidak lagi peduli dengan sesamanya. Di kala Yesus mengajarkan mengenai cinta kasih, banyak orang justru menganggap dia sebagai pengacau atau penghujat Allah.

Di saat Yesus mengajarkan mengenai kerendahan hati, banyak orang lebih suka keangkuhan dan kesombongan. Padahal apa yang membuat manusia sombong. Hartanya? Tidak, karena ketika dia mati, dia tidak akan membawa apa pun.

Kecantikan atau ketampanannya? Tidak, karena manusia toh akan menjadi tengkorak. Ini bukan pembelaan kaum pesimistis tapi inilah logika hidup manusia. Manusia dari abu dan akan kembali menjadi abu.

Pada hari Kamis Putih ini, secara khusus umat Katolik akan diingatkan kembali mengenai teladan Yesus yang memberikan diri. Jika mereka tidak melaksanakan hukum cinta kasih (kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri) maka mereka bukan murid Kristus yang sejati. Mereka adalah murid yang palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun