Mohon tunggu...
Calvin Dharmawan
Calvin Dharmawan Mohon Tunggu... Lainnya - SMP Kolese Kanisius

Seorang pelajar yang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap dunia perpolitikan Indonesia dan acara-acara yang menarik di Kolese Kanisius.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kita Milenial Kita Toleran

3 Desember 2022   15:50 Diperbarui: 3 Desember 2022   16:02 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apapun motifnya, aksi radikalisme sama sekali tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang manapun. Perilaku radikalisme hanya akan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, merusak perdamaian, memicu permusuhan, dan menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. Perubahan tidak dapat dijadikan sebagai alasan bagi pihak manapun untuk menggunakan kekerasan, karena kekerasan bukanlah jalan yang tepat untuk menciptakan perubahan. Perubahan tidak akan terjadi dalam satu malam, dan harus diciptakan secara perlahan dengan diplomatis.

Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat karena kaya akan keberagaman dan pluralitas. Indonesia terdiri atas banyak sekali suku, agama, ras, serta budaya yang berbeda-beda, dari Sabang sampai Merauke. Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat Indonesia menjadi negara hebat. Sejak tahun 1928, para pemuda-pemudi Indonesia telah bersumpah untuk mengesampingkan latar belakang dan sifat kedaerahannya, demi mempersatukan diri untuk berjuang mengusir para penjajah. Karena sumpah dan komitmen untuk bersatu inilah, yang membuat Indonesia berhasil memperoleh kemerdekaan. Maka dari itu, Indonesia sangat menjunjung tinggi persatuan di atas segala perbedaan, bahkan menjadikannya sebagai semboyan, Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia, juga mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu. Itulah alasan, mengapa kata-kata "syariat-syariat islam", dihapuskan dari sila pertama, untuk merangkul seluruh agama dan kepercayaan di Indonesia dengan kesetaraan.

Sekarang kita semua tahu, bahwa terdapat beberapa peristiwa mengerikan sebagai akibat dari perilaku intoleransi dan radikalisme yang telah meninggalkan kenangan pahit bagi bangsa Indonesia tercinta. Namun, hal tersebut tidak perlu terjadi lagi, karena itulah fungsi dari mempelajari sejarah. Sama seperti ras manusia yang belajar dari kesalahannya dalam perang dunia pertama dan kedua agar perang dunia ketiga tidak perlu terjadi lagi, kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga dapat belajar agar kita tidak perlu mengulang kembali bagian sejarah yang kelam.

Melalui uraian di atas dapat dilihat bahwa telah dibuktikan sendiri melalui catatan sejarah, bahwa perilaku intoleransi dapat berujung pada aksi radikalisme yang berpotensi menjadi biang kehancuran suatu bangsa. Oleh karena itu, para remaja sebagai generasi milenial penerus bangsa yang akan memegang kendali kemana bangsa ini akan berlabuh di masa depan nanti, harus dibersihkan dari intoleransi. Tentunya, dengan pengaruh sosial media dan arus globalisasi yang bertambah kuat setiap harinya, akan menjadi misi yang sulit bagi kita semua untuk terus menjaga perdamaian dan menanamkan sikap toleransi di dalam diri kaum remaja. Namun, intoleransi harus dilenyapkan sesegera mungkin demi menciptakan masa depan yang cerah bagi negeri ini.

Kita semua memiliki peran masing-masing untuk dimainkan dalam menangkal nilai intoleransi ini. Sebagai sesama generasi milenial yang kritis, peduli, dan cakap dalam berteknologi, kita semua harus aktif dalam melakukan kampanye-kampanye di media sosial mengenai pentingnya sikap toleransi serta dampak sikap intoleransi, demi membangun kesadaran publik akan hal tersebut. Sebagai pihak pendidik, orang tua dan guru harus terus memberikan pembinaan karakter terhadap anak-anak, agar kelak mereka menjadi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan penuh toleransi di masa depan nanti. Mari bersama kita hapus intoleransi demi Indonesia yang lebih baik. #kitamilenialkitatoleran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun