Mohon tunggu...
Mibrahim
Mibrahim Mohon Tunggu... Peternak - Peternak ayam hias

Tinggi badan 178 berambut ikal hobi olah raga senang bekerja dan suka kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Generasi ke-4

18 Agustus 2022   16:16 Diperbarui: 18 Agustus 2022   16:24 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

mereka adalah sosial media masing-masing senjata yang digunakan juga bukan lagi senapan laras panjang atau meriam tapi berupa postingan bernada Hog atau propaganda yang bertujuan untuk mencuci otak Banyak masyarakat 

sehingga masyarakat bisa berubah menjadi semacam zombie yang rela berbuat apa saja untuk menggulingkan pemerintahannya sendiri menyiapkan orang-orang penting yang menjadi target dalam perang atau minimal mengubah 

kebijakan suatu negara atau yang paling besar bahkan mengubah ideologi negara perang generasi keempat sudah dipraktekkan sejak lama sejak awal tahun 2000-an Osama bin Laden menerapkan perang model generasi keempat ini di Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya kelompok Hizbullah yang kini berkuasa di Iran dan Lebanon juga demen sekali menerapkan model perang generasi keempat ini mengapa perang generasi keempat ini 

sekarang menjadi model perang yang sangat disukai perang ini sebenarnya bersifat asimetris dan berbiaya sangat murah berbeda dengan perang generasi 1 sampai ketiga yang menelan biaya yang mahal perang generasi keempat menggunakan Seluruh daya guna yang terdapat di wilayah target mulai dari ideologi politik ekonomi sosial budaya dan kekuatan militer baik formal maupun nonformal yang terdapat didalam negara target pokoknya 

semua yang ada dikerahkan mbak hingga ke level rakyat sipil segala dan perang generasi keempat ini bersifat transnasional ismo atau lintas negara musuh tidak perlu membubar di negara tujuan untuk melumpuhkan target hanya berbekal kecanggihan teknologi dan informasi target yang terletak ribuan kilometer jauhnya dari negara Mereka pun dapat dilumpuhkan dengan cepat dengan biaya yang murah dan terbebas dari risiko ketahuan hukum 

internasional pada perang generasi keempat batasan antar negara menjadi kabur pemisahan antara peran dengan politik juga menjadi sulit politik adalah perang dan perang adalah politik secara mendalam perang generasi keempat memiliki karakteristik yang tidak jauh dari hal-hal sebagai berikut yang pertama bersifat kompleks dan memiliki jangka waktu yang panjang yang kedua mengusung terorisme atau menggunakan taktik teror yang ketiga 

sangat desentralisasi dan menyebar ke daerah-daerah yang keempat menyerang langsung terhadap budaya suatu negara yang kelima hai menggunakan teknik perang psychologist atau melumpuhkan psikologi lawan dengan cara cyber-bullying manipulasi media dan sebangsanya kemudian menekan ke semua sendi negara seperti ideologi politik ekonomi sosial budaya dan militer kemudian terjadi awalnya dalam konflik yang berintensitas 

rendah dan melibatkan aktor dari semua jaringan kemudian menggunakan aktor-aktor nonkombatan seperti warga sipil contohnya sehingga membuat Dilema dalam mengeksekusi taktik tidak adanya hirarki seperti pada perang generasi terdahulu konflik disebarkan melalui jaringan komunikasi dengan dukungan uang dibaliknya dan menggunakan insurjensi dan taktik gerilya yang sudah berevolusi terutama menggunakan dunia maya terorisme 

yang marak terjadi di Timur Tengah munculnya kelompok-kelompok teroris seperti ISIS Taliban al-qaeda Hizbullah dan masih banyak lagi merupakan contoh nyata dari peran generasi keempat yang menggunakan kecanggihan informasi dan komunikasi Untuk mengerahkan warga supaya turut serta menjadi aktor kombatan segala jenis itu terutama isu agama dimainkan di sini dengan tujuan untuk mendapatkan pion perang sebanyak-banyaknya 

untuk melumpuhkan kekuatan musuh ini merupakan Dilema yang berat dibalik Perang generasi keempat selalu ada non-state actor yang menjadi pendana dan perancang dari perang ini mereka menggelontorkan dana 

dan menggunakan kecanggihan teknologi komunikasi ditambah kesempitan ideologi masyarakat untuk mengumpulkan pion-pion perang di dalam satu sarang pion pion ini bukanlah tentara resmi Tak jarang mereka adalah warga sipil 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun