Mohon tunggu...
Mia Mori
Mia Mori Mohon Tunggu... Administrasi Negara

1 POHON 1000 MANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Legenda Danau Tiu di Desa Tiu Kecamatan Petasia Barat Kabupaten Morowali Utara

5 November 2019   11:55 Diperbarui: 5 November 2019   12:01 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

LEGENDA DANAU TIUDahulu kala hiduplah keluarga yg menempati lembah yg luas dan datar yg diapit oleh Buyu Mandou & Pejoe Ule di Timur, Gunung Kawibola di Barat, Ratombana & Masamasara di Utara dan Gunung Ligisa di Selatan. Seorang yg bernama UE LIENDI yg menjadi pemimpin mereka pada saat itu. Konon mereka adalah keturunan Suku Pamona sebab nama-nama tempat di sekitar itu diambil dari bahasa Pamona.
Setelah mereka mereka menetap di sana dan berkebun, yang tumbuh adalah rumput Tiu yg bisa dibuat tikar. Akhirnya mereka mendirikan kampung dan menamakannya Kampung Tiu.

Seiring waktu, semakin luaslah kampung tersebut yang mencakup Pesombaa, Kompono Langkai, Pendiuno, dan Kaburu. Raja pun sudah silih berganti memimpin kampung tersebut. Pada masa berkuasanya raja PATIMBANGI yang konon katanya memiliki mata di muka dan belakang (empat mata) berlaku hukum "barangsiapa mencuri tangannya harus dipotong, barangsiapa berzinah harus dibunuh".

Suatu hari ada seorang perempuan yg dituduh mengganggu suami org lain dan dibawa menghadap raja dan org" tua. Di hadapan mereka dia bersumpah bahwa dia hanya difitnah, namun keputusan berkata lain bahwa dia harus dibunuh. Perempuan itu pun pasrah dan berkata, "Saya terima. Tapi tujuh hari setelah ini, kalian akan melihat apa yg akan terjadi".

Mereka membunuh perempuan itu dan menguburkannya lalu melanjutkan pekerjaan mereka sehari-hari bekerja di kebun. Para wanita membuat Boru (tudung) Binomboni. Pada saat itu hewan peliharaan penduduk adalah kambing. Setelah genap tujuh hari kematian perempuan itu, siang hari panas terik. Para wanita menjemur Boru Binomboni yg belum kering. Karena panasnya hari itu, seekor kambing jantan berteduh di bawah salah satu Boru Binomboni yg dijemur tersebut.

Tanduknya menembus bagian atas Boru itu kemudian kambing ini pun berjalan seperti org yg memakai tudung. Orang" kampung yg melihatnya pun tertawa, namun ada seorang laki" yg bernama PASANI menegur mereka katanya, "jangan kita tertawakan apa yg terjadi sebab nanti kita akan celaka". Tiba" langit menjadi gelap, guntur dan kilat sabung menyabung. Hujan turun seperti air tercurah dari langit dan keluar dari dalam tanah melewati tiang rumah. Orang kampung mulai panik dan ketakutan.

Mereka yg masih di kebun pulang ke kampung untuk melihat keadaan rumah dan anak" mereka. Ada keluarga yg melarikan diri karena kampung sudah tenggelam dan kelihatannya akan menjadi danau. Kubur perempuan yg dibunuh saat itu timbul seperti pulau terapung dan konon katanya tanah yg terapung itu berpindah-pindah jika tertiup angin.

Orang" yg tidak sempat melarikan diri dan tenggelam berubah menjadi buaya dan buaya putih besar itulah raja PATIMBANGI. Itulah sebabnya buaya" di danau mempunyai lima jari dan tidak menyerang manusia, kecuali mereka" yg berbuat jahat. Inilah legenda Danau Tiu.

Sumber : Ue Dembu Lareso, Ue Bokiru Parobe, Ue Sora Bansoe, Ue Soleman Tokilo dan Ue Gola Marunduh.

Dikutip dari catatan Bpk. Dj. Bate (dibantu oleh Bpk. Asban Bansoe dlm proses penulisan).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun