Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gincu Merah Jambu

1 Juli 2016   04:36 Diperbarui: 1 Juli 2016   04:49 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kucumbui bayang semu yang menantang kuperdagangkan

“Jangan bilang siapa-siapa” kata Tuan berbisik padaku

“Aku lupa bawa uang barang seribu”

“Esok atau lusa ketika kudatang ke kota ini akan kubayar lunas hutangku untukmu

  si merah jambu”

“Entah ini bagian dari cinta atau rindu”

Tuan pergi dengan tangan lenggana

Malam begitu dingin hingga tulang

Gemintang tertawa kembali

Gincuku luntur terkuras habis dalam semalam

Kersik Putih, 29 April 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun