Mohon tunggu...
Muhammad Abdul Azis
Muhammad Abdul Azis Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer di Bakodak Cil

Saya adalah seorang Fotografer Freelance Kreatif dengan bakat dalam fotografi digital, khususnya model fotografi, potret keluarga, dan fotografi pernikahan. Berorientasi pada hasil, layanan, dan dengan pendekatan inovatif untuk memotret konseptualisasi dan eksekusi. Terampil dengan berbagai jenis kamera dan perlengkapan studio.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah Belajar Dapat Dikurangi dengan Apresiasi

14 Oktober 2022   00:22 Diperbarui: 14 Oktober 2022   00:28 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang individu yang menghambat kelancaran proses belajarnya. ( Erman,dan Marjohan,1991)

Masalah belajar itu merupakan suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menyebabkan terhambatnya kelancaran proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan. (Nurti, 2021)

Masalah belajar adalah masalah yang sering kali dihadapi oleh sebagian orang. Bentuk masalah belajar yang dialami oleh siswa itu biasanya berkaitan dengan waktu. Masih banyak sekali siswa belum mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk belajar. Selain itu masih banyak siswa yang tidak memiliki salinan tugas sekolah mereka. 

Hal itu terjadi karena setiap tugas yang diserahkan jika selandainya tugas tersebut tidak dikembalikan lagi oleh guru, maka para siswa tidak dapat mempelajarinya kembali. Dan sebenarnya juga masih banyak siswa yang tidak mengulangi kembali materi yang diberikan guru sebagai persiapan penyelesaian tugas. 

Masalah lainnya yang memengaruhi proses belajar adalah siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama, siswa yang mengalami keterlambatan akademik, dll. (Ibrahim, 2013)

Sebagai guru, tentunya sudah tidak jarang dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. Banyak siswa yang sangat sulit sekali mencerna suatu pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi terpikir bagaimana menghadapi maupun menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. (Syah, 2002)

Siswa yang mengalami kesulitan belajar itu memerlukan bimbingan dan juga penanganan secara khusus. Mereka bukanlah tidak bisa belajar, atau bahkan tidak pintar. Hanya saja membutuhkan perhatian lebih serta bimbingan untuk mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami. 

Oleh sebab itu, maka dibutuhkanlah seorang guru yang memiliki kreativitas serta ilmu pengetahuan di dalam melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pengajar, pembimbing, pelatih dan sebagainya.

Dalam hal ini peran guru sangat penting untuk menangani masalah belajar pada siswa. Guru diharapkan bisa menangani secara khusus terhadap siswa yang memiliki masalah pada belajar. Kesulitan belajar pada siswa ini adalah suatu hal yang pasti akan dihadapi oleh seorang guru, dan ini juga merupakan salah satu tanggung jawab seorang guru untuk menanganinya. 

Bahkan dengan ulangan yang ketat atau guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian bahkan bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar dan ini sangat berpengaruh terhadap penanganan siswa yang mengalami masalah dalam belajar.

Pemberian apresiasi atau penghargaan terhadap anak memiliki dampak yang luar biasa terhadap pribadi mereka.

 Namun, saat ini beberapa orang tua dan guru kurang memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap anak. Kurangnya apresiasi terhadap usaha serta pencapaian anak, mereka dapat menjadi lebih tertutup, memicu tumbuhnya sikap tidak peduli, dan bahkan bisa menjadikan anak stres, karena merasa usaha dan pencapaiannya tidak dihargai. (Yusuf dan A. Juntika, 2000)

Apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian atas suatu usaha atau pencapaian. Apresiasi tidak harus diberikan dalam wujud benda, tetapi bisa juga diberikan dalam bentuk pujian, ucapan selamat, atau ungkapan. 

Pemberian apresiasi berupa benda yang terlalu sering bisa menimbulkan dampak negatif terhadap karakter anak. Apresiasi yang diberikan oleh guru itu dapat membuat siswa bahagia. Saat menerima apresiasi, hati siswa lebih bahagia. 

Merasa diri mereka dihargai, disayangi, dan dicintai. Apresiasi memberikan efek yang menenangkan dan membuat siswa lebih nyaman dan santai. Apresiasi atau penghargaan yang tulus akan menghasilkan senyuman yang indah dari siswa. 

Selain menyenangkan hati siswa, apresiasi atau penghargaan juga bisa menjadi obat bagi hati yang terluka. Apresiasi yang kita berikan dapat membuat siswa melihat sisi positif dalam dirinya dan berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Di samping itu, apresiasi dapat membuat siswa lebih dihargai oleh orang lain, baik itu dari segi usaha, kebaikan, dan kecerdasannya. (Zuyyina & Anifa, 2020)

Pemberian apresiasi ataupun pujian pada anak atas pencapaian mereka adalah sesuatu yang penting dilakukan karena mampu untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Pemberian apresiasi atau pujian lebih baik berfokus pada usaha dan proses yang siswa lakukan ketika dia mendapatkan suatu pencapaian. 

Misalnya ketika siswa mengerjakan tugas dengan baik, guru memberikan apresiasi dengan memuji kerja kerasnya. Jangan pernah membandingkan satu siswa dengan siswa lainnya ketika memberikan pujian, bandingkanlah pencapaian anak dengan pencapaiannya yang terdahulu sehingga dia mendapatkan kesadaran bahwa dengan terus belajar dan berusaha dia akan terus membuat kemajuan dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

Apresiasi terhadap siswa ini berpengaruh dalam penanganan masalah belajar mereka. Melalui apresiasi, mereka menjadi termotivasi untuk lebih giat dan bersemangat dalam belajar karena mereka merasa dihargai atas apa yang telah mereka lakukan.

Sumber :

Erman Amti dan Marjohan. (1991) "Bimbingan dan Konseling". Jakarta. Depdibud

Elgi Syafni, Yarmis Syukur, dan Indra Ibrahim. (2013) "Masalah Belajar Siswa dan Penanganannya" Jurnal Ilmiah Konseling hal. 15-19

Fadila Nawang Utami. (2020) "Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD" Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2 No. 1

Nurti Datulengken. (2021) "Faktor-Faktor Yang Menjadi Penyebab Masalah Belajar Siswa"

Syah, M. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan, 2000 "Landasan Bimbingan& Konseling". Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,

Zuyyina Candra Kirana, dan Anifa Noor Al Badri A.M (2020) "Peranan Apresiasi Guru Terhadap Antusias Belajar Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Hasan Muchyi" Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam. Vol. 1 No. 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun