Mohon tunggu...
muhammad Shiddiq
muhammad Shiddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Sedikit Menuangkan Isi pikiran Melalui Bentuk Tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rohingnya: Tujuan Kami Bukan ke Aceh

17 Desember 2023   13:35 Diperbarui: 17 Desember 2023   13:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Rohingnya  (Sumber : Rahmat Mirza)

Gelombang pendaratan rohingnya sebenarmya sudah lama  ke aceh namun pada bulan ini mencuri perhatian kenapa tidak, mulai sejak tanggal 14 november lalu UNHCR  sampai sekarang mencatat bahwa pengungsi rohinnya sudah sampai keaceh dengan jumlah 1.543 pengungsi dalam enam gelombang. Jumlah yang sangat fantasi bukan? Bangaimana dengan pertahanan kelautan kita? Begitu mudahnya mereka  bisa masuk ke negeri kita tanpa harus ada pasport.

Warga aceh  yang dulunya secara baik menerima mereka, namun belakangan ini warga aceh semakin merasa tidak aman, bahkan mengusir mereka dengan cara menbongkar tenda-tenda para pengungsi. Salah satu penyebabnya mereka sendiri tidak tertib dalam menjalankan norma-norma islam dan adat setempat.

Siapa Rohingya? Mungkin ini pertanyaan yang sangat besar dalam pikiran kira, karena kalau dilihat dari segi wajah mereka lebih mirip orang " India" tetapi mereka tinggal di daerah negara budha yang bernama mnyamar. Pada artikel ini saya  akan membahas sediikit tentang Rohingya.

Sejarah Rohingnya

Dalam sejarah, dulunya muslim bengal ini dibawa oleh seorang raja yang bernama Narameikhla pada tahun (1404- 1434 M). Raja yang awalnya pernah diasingkan, lalu kesultanan bengal meminta bantuan ke sultan bengal Jalaludin Mahmud syah untuk merebut tahtannya kembali didaerah Mnyamar barat. Sang sultan jalaludin pun memerintahkan pasukannya dengan kekuatan militer yang dimilikinya untuk merebut kembali tahtanya.


Setelah berhasil kembali berkuasa sultan Narameikhla didaerah Arakan, nilai-nilai islam sudah mulai terasa dan tersebar. Lalu beliau mengubah namnya menjadi Solaiman Shah, ia berhasil membangun mesjid dan memadukan antara budaya budha dan islam.

Sudah sejak abad ke 15, komunikas muslim ini sudah menetap diwilayah Arakan utara, mereka inilah yang kita kenal dengan sebutan 'Rohingya'. Nenek moyang mereka adalah muslim. Saking kuatnya mereka berhasil mempengaruhi kerajaan budha masa itu.

Namun semuanya tidak berjalan mulus, pada tahun 1784 dan 1824 Arakan diambil alih oleh Raja Myamar dan menjadika koloni inggris. Rohingya mulai mengalami masa buruk ketika dijajah oleh inggris dan dilanjutkan oleh japang yang memyerang burma pada tahun 1942.

Pada tahun 1948 Myamar merdeka, disinilah konflik antara pemerintahan Myamar dan Rohingnya terjadi. Pemerintah ditak mengakui mereka sebagai warga negara burma dan terjadi pengucilan terhadap mereka samapai sekarang ini.

Faktor rohingnya Mengungsi ke Indonesia 

Menjadi hal yang harus diketahuai timbulnya sebuah permasalahan ini, disebabkan beberapa faktor yang membuat etnis rohinya  harus pindah ketempat yang layak, untuk lebih menjamin masa depan mereka sendiri. Faktor- faktor tersebut adalah :

  • Situasi yang tidak aman 

Salah satu aksi kebrutalan yang dilakukan oleh militer myamar terhadap etinis rohinnya adalah salah satu bentuk genosida. Sehingga memakasa mereka harus pergi jauh dari tempat mereka untuk mencarai keamanan. Tempat pengunsi rohingya yang berpusat di Cox's Bazar banglades, diketahui tidak memiliki kondisi yang aman, bahkan sering terjadi hal yang buruk serperti kekerasan, penculian bahkan pembunuhan. Bahkan pemerintah mereka sendiri tidak mau mengakui mereka dan tidak ada memberikan perhatian yang khusus terhadap mereka.

  • Krisis makanan

Para pengungsi rohingnya pada awal tahun 2023,  mendapatkan sumber makanan yang sangat terbatas hal ini dikarenakan terjadinya pemotongan jatah makanan oleh Proogram Pangan Dunia (WFP). Bisa dikatakan mereka hanya mendapatkan jatahn makanan sebasar 8 dolar atau setara dengan 124.000 untuk satu orang dalam kurun waktu sebulan. Atas dasar inilah mempersulit mereka untuk bertahan di negara asalnya sendiri.

  • Sulitnya Pekerjaan dan Pendidikan

Dibanglades, rohingnya sangat dibatasi gerak-geriknya apalagi dalam mendapatkan pekerjaan  dan pendidikan yang layak. Salah satu alasan pemerintah membatasainya dikarenakan pemerintah tidak mau mereka massuk kedalam kehidupan masyarakat umum. Yang sangat ironisnya pemerintah melarang mereka untuk mempelajari bahasa bengali, bahasa penduduk asli banglades.

Berdasarkan faktor diataslah yang menjadikan para etinis rohinya pergi dari kampung halaman untuk mencari suasana yang lebih mendukung dan berkembang dari sisi perkerjaan maupun pendidikan.

Rohingnya Menjadi  Ladang Pedangangan Orang          

Porsenel Pidie,  berhasil menagkap seorang warga baglades bernama Hosson Mukhtar (70) yang menjadi agen perjalanan rohingnya sampai perjalanan ke aceh. Ia tidak melakukannya sendiri bersama rekannya berhasil membawa 341 orang dalam dua kapal.

Satu kapal mendarat di kecamatan Muara Tiga, kabupaten pidie pada hari selasa (14/11) dengan kpal FB SEFA yang di pimpin oleh Hosson Mukhtar dengan jumlah penumpang 147 orang. Kapal inilah yang mendarat pertama dalam bulan november 2023

Sedangkan rekannya yang masih buron mengangkut 194 orang yang mendarat di kecamatan batee, kabupaten pidie.Dengan berhasilnya membawa rohingnya, mereka berhasil meraup keuntungan dengan jumlah yang begitu fantasi. Satu orang dewasa dibebankan biaya hingga mencapai 14 jt, sedangkan mereka yang anak-anak sampai 7 jt. Dengan jumlah pengungsi rohinya 431, pelaku meraup keuntungan hingga 3,3 miliyar.

 Tujuan Kami ke Malasyia

Para rohingnya setelah mereka berhasil ke aceh dan tinggal di camp pengungsian yang berada di daearah padang tiji dan lhoksumawe.  Mereka mulai memikirkan cara bagaimana keluar dari camp pengungsian untuk menuju tujuan utama mereka. Tidak heran jika kita membaca berita bahwa para pengunsi  rohingnya kabur dari camp.

Tanggal 29 november, polres pidie berhasil menggagalkan penyeledupan rohingnya sebanyak 14 orang yang berasal dari camp mina raya padang tijii, dengan menggunakan mobil Hiace. Mereka berhasil ditangkap saat polres sedang melakukan razia di jalan nasional grong-grong, pidie. Tujuan mereka hanyalah untuk pergi kenegeri jiran dikarenakan keluarga mereka sudah dari dulu berada disana.

Pada tanggal 8 desember, lagi-lagi para pengusi rohingnya berhasil kabur dari camp yang berada dilhokseumawe, diperkirakan mereka kabur dengan cara meloncat pagar pembatas. Dengan jumalah ronghingya yang kabur  sebanyak 7 0rang.

Bedasarkan fakta-fakta tentang kaburnya rohingnya tidak menuntut kemungkinan semuanya sudah diatur mulai dari pendaratan mereka ke aceh hingga sampai ke camp pengungsian dan  bahkan membawa mereka kabur dari camp. Memang tujuan mereka bukan hanya diindonesia saja, tetapi mereka menjadikan indonesia khusunya aceh menjadi bahan transit mereka untuk pergi tujuan mereka ke malasyia dan thailand. mereka memilih transit keindonesia dikarenkan laut dari perairan malasyia dan thailand dijaga ketat. sehingga mereka menjadikan indonesia tempat mereka transit.

 Maka dari itu pemerintah jangan sampai lalai dalam menyingkapi hal yang serius ini,  dan mencari solusi yang terbaik, solusi yang terbaiik saat ini adalah mnengembalikan  rohingnya ke asalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun