Mohon tunggu...
M. Helmi Hariadi
M. Helmi Hariadi Mohon Tunggu... Lainnya - [Pendidik | Tenaga Laboratorium IPA | Fisika - Pendidikan Fisika - Pendidikan IPA - Laboratorium IPA ] [Lombok - Jogja | Pencinta Ilmu | Anak Indonesia | Beriman, Belajar, dan Berkarya | Sinari Penjuru ]

Bismillaahi wabihamdihii, Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa'alaa aalihii wa shahbihii wa ummatihii ajma'iin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Mandiri, Kembali On The Track dan Peran Penting Orangtua

29 Juli 2020   10:22 Diperbarui: 29 Juli 2020   10:25 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, sumber: Koleksi pribadi

Mengingat bahwa dalam pandemi ini dilakukan pembelajaran dari rumah, maka peran serta wali murid menjadi lebih utama. Kebutuhan pembelajaran pun mesti disuplai juga oleh wali murid.

Ada sebuah pengalaman nyata yang saya saksikan sebelum pandemi terkait pembelajaran di rumah. Pengalaman ini adalah contoh peran serta wali murid dalam mendukung pembelajaran mandiri. 

Kiranya pengalaman ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita. Jika situasinya mirip, maka dapat dijadikan pertimbangan untuk mendukung pembelajaran di masa pandemi.

Ada dua orang anak, kakak beradik. Kakaknya duduk di kelas 3 SD, sedangkan adiknya masih di TK A. Kakaknya (sebut saja si E) rajin sekolah, tetapi malas belajar di rumah. Sedangkan adiknya (sebut saja si A) belum mau aktif di sekolah, tetapi rajin belajar di rumah. Ketika masa libur semester, keduanya dipertemukan dalam keseharian dengan intensitas yang sangat tinggi.

Perbedaan karakter mereka menjadi masalah saat diminta belajar bersama. Si E membuka buku hanya karena menyelesaikan PR, sedangkan si A selalu ingin mengukiti pelajaran apapun yang dia lihat. Mereka sering kali ribut, belum ada solusi yang jitu untuk mengelola pembelajaran mereka dengan baik saat di rumah. Hingga akhirnya terpikirkan suatu solusi hanya karena si E turun peringkat di kelas. 

Keluarganya tidak mengartikan anak yang turun peringkat itu kurang pandai. Dalam bahasa keluarganya, turun peringkat dipahami bahwa laju belajar dia lebih lambat dibandingkan dengan temannya. Karena itu diperlukan upaya agar pembelajarannya kembali on the track. 

Melihat kenyataan itu, terpikirlah solusi dari pamannya untuk membantu kesuksesan pembelajaran mereka selama di rumah. Pamannya mengusulkan agar mereka dibelikan buku ajar masing-masing sesuai dengan kebutuhan mereka. Harapannya, mereka akan fokus dengan rencana belajar masing-masing, tidak saling ganggu. Bahkan diharapkan untuk saling memotivasi agar semakin semangat belajar.

Untuk si A yang rajin belajar di rumah, buku yang dibelikan dengan segera diselesaikannya sehingga memaksa untuk dibelikan buku yang lain lagi. Bahkan beberapa kali pamannya membuatkan media belajar yang murah tetapi sangat bermakna, dia juga terlibat dalam pembuatannya. Tidak jarang teman-temannya pun merasa iri dengan apa yang dia alami. Hasil akhirnya, si A fokus dengan kegiatannya, kemampuannya bertambah, dan semakin jarang mengganggu kakaknya.

Lantas bagaimana dengan si E? Apakah masih malas belajar? Ternyata dengan ketersediaan buku tersebut, dia mulai memperbaiki belajarnya. Setidaknya dia mulai membiasakan diri membaca dan menyelesaikan soal-soal latihan yang ada. Agak berat memang, tetapi dukungan keluarganya dalam membersamainya belajar membuat dia semakin hari semakin baik. Hasilnya, dia semakin hari semakin semangat belajar, dan capaian hasil belajarnya menjadi jauh lebih baik.

Itulah potret kesungguhan dalam mendukung upaya pembelajaran di rumah. Kisah itu terjadi sebelum hingga masa pandemi ini terjadi. Meskipun tidak ahli dalam bidang pembelajaran, orang tua dan keluarga dapat memosisikan dirinya dengan tepat untuk mendukung pembelajaran dengan baik. Hasilnya akan baik dalam membantu mewujudkan capaian pembelajaran.

Kiranya uraian permasalahan pembelajaan di era Covid-19 serta kisah nyata yang saya tuliskan dapat menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi kita. Ketika pembelajaran online tidak memungkinkan dilakukan, tidak ada salahnya kita sebagai keluarga untuk mencoba ikhtiar ini dalam mendukung pembelajaran di rumah. Upaya baik ini mungkin menjadi pilihan yang lebih bijak bagi kita di tengah ketidakjelasan potensi ancaman virus ini. Bagaimanapun keselamatan jiwa adalah yang utama.

Jika pembelajaran online dapat dilaksanakan, akan sangat baik jika dikolaborasikan dengan pengalaman belajar mandiri tersebut. Sesederhana apapun pembelajaran online tersebut, akan sangat membantu. Terutama dalam pelaksanaan fungsi kontrol guru terhadap pembelajaran. Begitupun dengan peserta didik dan orang tua, mereka dapat berkomunikasi dengan guru untuk kemudahan pembelajaran.

Jika ada diantara kita yang ingin mencoba ikhtiar seperti dalam kisah nyata ini, kiranya tetap memperhatikan protokol kesehatan. Penyediaan buku teks bisa dilakukan dengan pembelian langsung, bisa juga dengan membeli secara online. Bahkanpun jika ada keraguan dengan situasi Covid-19, maka tidak ada salahnya kita cetakkan buku pegangan siswa yang tersedia secara gratis di internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun