Bulan Ramadan pasti identik dengan beragam pendakwah atau ustadz bermunculan. Tak hanya untuk orang-orang yang belajar denganya, Ramadan menjadikan mereka melakukan syi'ar yang lebih luas.Â
Namun, tidak semua ustadz memberikan makna dalam setiap ceramahnya. Justru ada yang menimbulkan sakit hati hingga berujung pada boikot karena isi ceramah dianggap sangat radikal untuk didengarkan khalayak.
Maka tak ayal jika banyak yang kemudian memberikan julukan kepada ustadz seperti ustadz radikal, ustadz lucu atau bahkan ustadz media sosial. Tergantung mereka lebih mengutarakan dakwahnya menyasar lingkungan yang mana.
Siapa Ustadz Favoritmu?
Ada yang pernah ditanya seperti ini? Apakah jawaban kalian memberikan efek signifikan terhadap anggapan tetangga atau orang sekitar pada keluargamu?Â
Ya, saya merasakannya. Ketika menjawab senang dengan ustadz A misalnya, maka tetangga dan orang-orang sekitar menjatuhkan vonis golongan keislaman yang  saya anut. Padahal semua ustadz pastinya bertujuan untuk memberikan kebaikan dengan mengingatkan kita pada aturan agama.Â
Dan kalau diminta menyebutkan nama ustadz favorit, maka saya akan menyebutkan:
- Ustadz Adi Hidayat
- Ustadz Das'ad Latif
Alasan menyebutkan dua nama di atas paling utama adalah cara mereka membawakan ceramah sangat mudah dicerna.Â
Ustadz Adi Hidayat
Sejak mengikuti ceramah beliau di salah satu kanal Youtube, saya terkesima dengan caranya membawakan materi dengan runut. Bahkan saya sudah menganggap beliau sebagai utadz quran berjalan karena keahlian beliau yang menghafalkan Al Qur'an bahkan dengan detil halaman. Untuk kata saja, bisa diingat jumlah penyebutannya yang tertulis pada kitab ummat Islam ini. Sungguh jika Allah tidak menjaga beliau, tidak mungkin akan seperti itu.Â
Selain itu, ustadz satu ini juga tidak pernah menjelek-jelekkan suatu golongan atau orang-orang seprofesi dengannya. Beliau sangat menghargai orang berilmu. Ketika berbeda pendapat dengan orang lain, beliau tidak memaksakan pendapatnya dan tetap berjalan sesuai dengan apa yang diyakini selama itu memiliki landasan dalil yang kuat.Â
Ada harapan yang sudah sejak dahulu bisa ikut jamaah beliau langsung. Duduk di deretan paling depan khusus Jamaah perempuan dan khusyu' mendengarkan penjelasan beliau. Semoga sebelum ajal menjemput, saya bisa bertemu dengan beliau dan mengambil hikmah dari apa yang disampaikannya. Bahkan bermimpi untuk bisa berteman dengan istri beliau.