Mohon tunggu...
M GilangRamadhan
M GilangRamadhan Mohon Tunggu... Novelis - penulis Novel, Pecandu Sastra, seorang Santri

Sebuah Platform bagi kaum Millenial dalam meraup gagasan dan bertukar informasi terkini terkait Pemuda, Ekonomi dan Politik. #PemudaagenperubahanBangsa Email:mgilangramadan20@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setengah Mati Larang Mudik, Setengah Hati Patuhi Protokol Kesehatan

8 Mei 2021   18:56 Diperbarui: 8 Mei 2021   19:37 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hari ini kita dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang begitu memprihatinkan. Bagaimana tidak, sampai detik ini terbukti dengan terus meledaknya angka COVID-19 di Indonesia. Di samping itu dengan terciptanya beragam regulasi yang semakin membingungkan serta degradasi masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. 

Di satu sisi yang menjadi kabar duka ialah munculnya kabar bahwa COVID-19 telah bermutasi dan ditambah Indonesia yang berhasil dimasuki oleh sejumlah warga negara India yang positif terpapar COVID-19. Maka pada hakikatnya ini menjadi sebuah bencana yang mampu membuat negara ini semakin dibuat pora-poranda.

Memasuki hari-hari terakhir di bulan suci Ramadhan ini, tentunya kita memahami bahwa akan ada momen yang menjadi ciri khas di negeri ini, yaitu "Mudik." Meninjau kondisi yang masih belum memungkinkan untuk melakukan hal itu. Maka pemerintah pun pada akhirnya bergerak cepat untuk menciptakan regulasi larangan mudik. 

Di satu sisi ini adalah kebijakan yang terbilang efektif, namun pada kenyataannya hal demikian pu tak sejalan lurus dengan regulasi-regulasi lainnya yang diciptakan oleh pemerintah. Contohnya seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia/Kemenparekraf RI yang mengeluarkan pernyataan akan dibukanya pariwisata-pariwisata yang berada di sejumlah daerah-daerah di Indonesia ataupun terkait diperbolehkannya mudik sebelum tanggal 6 Mei.

Dengan beragam sesama regulasi yang terbilang tidak padu, sehingga pada akhirnya membuat masyarakat semakin kebingungan serta cenderung lebih memilih untuk enggan mendengarkan kebijakan tersebut dan yang terjadi justru meledaknya angka COVID-19 yang disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.  Maka hal ini pun selaras dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Dr Netty Prasetyani, M.Si selaku ketua satgas Covid FPKS DPR RI/Anggota Komisi IX DPR RI pada salah satu wawancara dengan PKSTV DPR RI.

Partai Keadilan Sejahtera/PKS yang diwakili oleh Ibu Netty Prasetyani menanggapi sekaligus memberikan usulan bahwa pemerintah Indonesia perlu banyak belajar dari negara-negara di luar yang terbilang sukses dalam penanganan COVID-19 dan untuk implementasi sebuah kebijakan perlunya didorong oleh keteladanan yang dicerminkan oleh para pejabat publik. Kendati demikian, seluruh elemen masyarakat dituntut untuk saling bekerjasama serta bergotong royong untuk sama-sama saling menjaga satu dengan yang lainnya. Jika hal itu berhasil dilaksanakan. Maka cepat atau lambat Indonesia akan terbebaskan dari Pandemi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun