Mohon tunggu...
M GilangRamadhan
M GilangRamadhan Mohon Tunggu... Novelis - penulis Novel, Pecandu Sastra, seorang Santri

Sebuah Platform bagi kaum Millenial dalam meraup gagasan dan bertukar informasi terkini terkait Pemuda, Ekonomi dan Politik. #PemudaagenperubahanBangsa Email:mgilangramadan20@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Masa Depan Ekonomi Indonesia Pasca COVID-19

12 April 2020   21:01 Diperbarui: 13 April 2020   10:50 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kemenkeu, BI, OJK dan LPS, melakukan assessment untuk memperkirakan skenario berat dan terberat yang mungkin akan kita hadapi akibat dari dampak Covid-19 pada ekonomi Indonesia.

Berdasarkan pemaparan Sri Mulyani, hasil dari assessment tersebut, maka untuk skenario berat, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 2,3% atau turun 3% dibanding asumsi APBN 2020. Dan skenario sangat berat adalah ekonomi Indonesia dapat mengalami penurunan atau minus 0.4%. [1]

Dalam hal yang di paparkan di atas, mampu membuat kita semua begitu paham terkait bagaimana kondisi Perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini, sebuah siklus yang dimana  semua lapisan Masyarakat Umum sampai dengan tingkat Pemerintahan terkena dari dampak tersebut.

Jika kita Flashback kembali kepada Tahun 2008 lalu, mungkin masih terngiang kah di memori kita terkait peristiwa Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia kala itu. 

Devisa yang kian menurun dan tentu nya PDB(Produk Domestik Bruto) yang pada kenyataan nya malah merosot begitu tajam. Namun, jika kita kaitkan dengan keadaan Ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, sejati nya pada Tahun 2008 yang lalu masih di nilai cukup aman dan mudah untuk di atasi. Mengapa demikian?, karena pada saat itu semua Sektor Publik di penjuru Daerah sampai dengan Pusat masih berjalan begitu Normal, UMKM masih terus beroperasi setiap hari nya dan tentu nya BUMN/BUMD masih tetap menjalankan Fungsional tugas nya dengan sangat baik.

Akan tetapi, lihat lah Wajah Perekonomian Negara pada saat ini. sejak pertama kali COVID-19 masuk ke Indonesia, Neraca Nilai Ekonomi Indonesia kian hari terus menurun. 

Mengapa demikian bisa terjadi?, karena COVID-19 menyerang mulai dari sektor lapisan Ekonomi Masyarakat bawah, sampai dengan pada Level teratas sekalipun.maka dari itu, keluar lah sebuah Regulasi dari Pemerintah Pusat terkait pemberhentian Aktivitas sektor Publik. Mulai dari ranah Ekonomi, Pendidikan dan sampai dengan Keagamaan. Semua nya di fokuskan dalam pelaksanaan nya di rumah masing-masing atau yang di kenal dengan istilah WFH/Work From Home. Hal itu lah yang menyebabkan kondisi Ekonomi Indonesia saat ini sangat lah begitu berbeda dengan Tahun 2008 yang lau dan tentu nya sangatlah bisa di Nilai cukup berat.

Dalam setiap Polemik yang terjadi di Indonesia, hal ini pun tak lepas nya dari peran Pemerintah. Yang dimana setiap terjadi nya gejolak pada Negeri ini, tak mungkin mereka tinggal diam, dalam kondisi Ekonomi seperti ini pun Pemerintah tentu nya mengupayakan yang terbaik untuk melapisi Ekonomi Negara yang tanggul karena dampak dari Pandemi COVID-19. Terbukti pada 1 April 2020, Presiden Joko widodo telah menandatangani Perppu tentang Kebijaksanaan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan, dimana di putuskan Pemerintah Pusat menambah belanja dan pembiayaan anggaran untuk menangani dampak COVID-19, yaitu sebesar Rp 405,1 Triliun.

Dalam dinamika Ekonomi yang menjangkit Indonesia saat ini, bahkan seluru Negara harus mengalami nasib yang sama karena terkena dampak dari COVID-19. banyak Spekulasi Publik yang memperkirakan sampai kapan situasi Ekonomi seperti ini terjadi, ada yang berasumsi sampai Tahun 2022 Ekonomi suatu Bangsa baru bisa pulih, namun ada juga yang mengatakan sampai akhir Tahun nanti dan seterus nya.namun, diri saya pribadi harus mengatakan dalam situasi Ekonomi  yang menjangkit Seluruh Negara, terutama Indonesia tentu nya. tanpa kita sadari hal ini pun tak ayal seperti Pisau bermata dua yang kedua sisi nya sangatlah tajam. Mengapa seperti itu?. Karena dalam kontekstual tersebut memiliki dua macam sisi, Positif dan juga Negatif. Jika kita membicarakan dari sisi Negatif. Mungkin itu sudah saya jabarkan di atas, namun jika membahas dampak dari sisi Positif nya. dalam hal ini pun kita mampu meninjau Negara Adidaya sebesar Amerika Serikat dengan jumlah pertumbuhan Ekonomi yang begitu tinggi, mampu di tumbangkan dengan COVID-19. Bahkan secara terus terang, pada saat Pers Amerika pun meminta pertolongan kepada Negara-Negara lain-nya.

Hal itu lah yang menjadi bahan pembuktian, bahwa dalam kondisi seperti ini seluruh Negara harus siap membangun Perekonomian nya mulai dari awal, tak terkecuali Negara manapun itu. di momentum yang bisa di katakan Emas ini lah Indonesia untuk saat nya bisa bangkit dari keterpurukan,  berupaya membuktikan kepada seluruh Negara di Dunia, bahwa Indonesia sejati nya adalah Negara yang patut di perhitungkan dalam segala bidang, Negara yang unggul. bahkan beberapa waktu yang lalu Amerika sudah mencabut status Negara berkembang Indonesia. inilah peluang besar bagi Bangsa ini untuk terus maju, berkembang dan saya yakin beberapa Tahun yang akan datang, Negeri ini pun mampu menjadi Negara terdepan yang akan menjadi kiblat bagi Negara-Negara lain nya.

[1] Yossi Girsang. 2020. Strategi Indonesia Atasi Dampak COVID-19. https://www.tagar.id/strategi-ekonomi-indonesia-atasi-dampak-covid19.html.(06/04/2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun