BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
      Geografi ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang berfokus pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya, khususnya dalam konteks pemanfaatan sumber daya untuk menunjang kebutuhan hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat melakukan berbagai aktivitas ekonomi, baik dalam bentuk pertanian, perdagangan, jasa, maupun industri rumah tangga. Kegiatan tersebut tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan individu, tetapi juga mencerminkan kondisi sosial ekonomi suatu wilayah.
      Kelurahan Alalak Selatan, Kecamatan Banjarmasin Utara, merupakan salah satu wilayah yang memiliki karakteristik ekonomi khas masyarakat perkotaan dengan dominasi sektor informal. Aktivitas ekonomi masyarakatnya sangat bergantung pada usaha perdagangan skala kecil, seperti pedagang di pasar tradisional, bengkel, serta berbagai jenis usaha jasa sederhana. Kondisi ini menarik untuk dikaji lebih dalam karena menggambarkan bagaimana masyarakat lokal beradaptasi dengan dinamika ekonomi perkotaan, keterbatasan sumber daya, serta tantangan persaingan usaha.
      Melalui pelaksanaan praktikum geografi ekonomi berupa survei lapangan dan penyusunan kuesioner, mahasiswa dapat memperoleh gambaran nyata mengenai bentuk aktivitas ekonomi masyarakat, kendala yang dihadapi, serta faktor pendukung yang dapat memperkuat perkembangan usaha. Informasi ini diharapkan tidak hanya menjadi bahan akademik, tetapi juga mampu memberikan masukan bagi pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan terkait dalam menyusun strategi penguatan ekonomi lokal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain:
Mengidentifikasi jenis pekerjaan utama masyarakat di Kelurahan Alalak Selatan.
Mengetahui pola pemasaran hasil usaha yang dilakukan masyarakat.
Menganalisis hambatan yang dihadapi dalam menjalankan aktivitas ekonomi.
Mengkaji faktor pendukung maupun penghambat perkembangan usaha lokal.
Memberikan gambaran mengenai peluang pengembangan ekonomi masyarakat di masa mendatang.
- BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Praktikum
       Â
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan Utama
Ansari
33
Laki Laki
Pedagang
Joni
26
Laki laki
Pedagang
Rido
22
Laki laki
Bengkel
Rizki
28
Laki laki
Pedagang
Doni
32
Laki Laki
Pedagang
Nurul
25
Perempuan
Pedagang
Nina
25
Perempuan
Pedagang
Saidah
50
Perempuan
Pedagang
Santi
26
Perempuan
Pedagang
Yanti
64
Perempuan
Pedagang
- Pembahasan
      Berdasarkan hasil kuesioner terhadap sepuluh responden di Kelurahan Alalak Selatan, terlihat bahwa pola aktivitas ekonomi masyarakat didominasi oleh sektor perdagangan. Sebanyak delapan dari sepuluh responden berprofesi sebagai pedagang, sementara satu orang bekerja di bengkel, dan sisanya masih bergantung pada usaha kecil skala rumah tangga. Dominasi sektor perdagangan ini mencerminkan ketergantungan masyarakat pada pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi.
      Dalam perspektif geografi ekonomi, kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur ekonomi lokal masih bersifat informal dengan daya dukung yang terbatas. Keberadaan pasar tradisional menjadi sarana distribusi utama barang kebutuhan sehari-hari, sekaligus menjadi wadah interaksi sosial ekonomi masyarakat. Pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual-beli, tetapi juga menjadi ruang pertukaran informasi, solidaritas sosial, serta bagian dari budaya lokal yang sulit digantikan oleh pasar modern.
      Namun, jika dianalisis lebih jauh, pola usaha yang berkembang masih bersifat individualistik. Sebagian besar pedagang menjalankan usaha secara mandiri tanpa kerja sama dalam bentuk koperasi atau kelompok usaha. Hal ini menandakan bahwa potensi kolaborasi antar pelaku usaha belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, menurut teori ekonomi kelembagaan, kerja sama dalam wadah koperasi dapat meningkatkan daya tawar, memperluas jaringan distribusi, dan memberikan akses yang lebih mudah terhadap permodalan.
      Dari sisi tantangan, terdapat beberapa hambatan utama yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan usaha, antara lain:
- Persaingan usaha yang ketat. Banyaknya pedagang dengan jenis barang serupa menimbulkan persaingan harga yang cukup tinggi, sehingga keuntungan relatif kecil.
- Keterbatasan modal. Hampir semua responden mengaku tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal, sehingga modal usaha lebih sering diperoleh dari tabungan pribadi atau pinjaman keluarga.
- Rendahnya daya beli masyarakat. Faktor ini berkaitan erat dengan kondisi ekonomi rumah tangga di wilayah perkotaan yang fluktuatif, terutama ketika harga kebutuhan pokok naik.
- Pengaruh cuaca dan musim. Beberapa pedagang, khususnya yang menjual produk segar seperti sayur dan buah, sangat bergantung pada musim. Ketika musim hujan atau banjir datang, distribusi barang menjadi terganggu.
      Selain hambatan, survei juga menunjukkan adanya peluang yang dapat dikembangkan. Salah satu peluang terbesar adalah pemanfaatan teknologi digital. Saat ini, pemasaran produk masih terbatas pada pasar lokal. Jika masyarakat mampu menggunakan media sosial, marketplace, atau layanan pesan-antar online, maka jangkauan konsumen dapat diperluas. Pemanfaatan teknologi ini sejalan dengan tren ekonomi digital yang berkembang pesat di perkotaan. Namun, minimnya literasi digital di kalangan pedagang menjadi kendala yang harus segera diatasi melalui pelatihan.
      Dari segi dukungan pemerintah, responden menilai bahwa bantuan berupa modal usaha, pelatihan, maupun akses pasar masih sangat terbatas. Padahal, peran pemerintah sangat penting untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Program seperti pemberdayaan UMKM, penyuluhan kewirausahaan, hingga penyediaan fasilitas pasar modern yang terjangkau dapat meningkatkan daya saing usaha kecil.
      Selain itu, penguatan kerja sama masyarakat juga menjadi salah satu solusi. Jika para pedagang membentuk kelompok usaha atau koperasi, maka mereka dapat lebih mudah mengakses modal, berbagi informasi pasar, serta menekan biaya distribusi. Hal ini sesuai dengan konsep ekonomi kolektif, di mana keberhasilan suatu kelompok usaha dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya secara keseluruhan.
      Dalam jangka panjang, diversifikasi usaha juga perlu dilakukan. Bergantung pada satu jenis usaha atau produk membuat pedagang rentan terhadap risiko pasar maupun faktor eksternal seperti bencana alam atau krisis ekonomi. Diversifikasi, misalnya dengan mengembangkan usaha kuliner, jasa transportasi lokal, atau kerajinan tangan, dapat memperluas peluang pendapatan masyarakat.
      Dengan demikian, hasil praktikum ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Kelurahan Alalak Selatan masih kuat bertumpu pada sektor informal dengan berbagai keterbatasan. Meski demikian, daya tahan masyarakat untuk terus berusaha menunjukkan adanya potensi resilien ekonomi lokal. Jika didukung oleh kebijakan pemerintah, pemanfaatan teknologi, serta penguatan kerja sama komunitas, maka aktivitas ekonomi masyarakat dapat berkembang lebih berkelanjutan dan memiliki daya saing di era modern.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
      Berdasarkan hasil praktikum geografi ekonomi di Kelurahan Alalak Selatan, Kecamatan Banjarmasin Utara, dapat disimpulkan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat setempat masih didominasi oleh sektor perdagangan kecil yang terpusat di pasar tradisional. Pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai tempat transaksi ekonomi, tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial yang memperkuat kehidupan masyarakat sehari-hari. Pola usaha yang dijalankan sebagian besar bersifat individualistik, sehingga daya tawar pedagang, akses terhadap modal, dan jaringan pemasaran masih sangat terbatas. Hambatan yang kerap dihadapi masyarakat meliputi ketatnya persaingan antar pedagang, minimnya modal usaha, rendahnya daya beli konsumen, serta pengaruh musim atau cuaca terhadap ketersediaan barang dagangan. Meskipun demikian, terdapat peluang besar bagi masyarakat untuk mengembangkan usahanya melalui pemanfaatan teknologi digital seperti media sosial dan platform e-commerce, yang dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan keuntungan. Namun, rendahnya literasi digital masih menjadi kendala yang perlu diatasi. Selain itu, peran pemerintah juga sangat penting dalam menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif melalui bantuan modal, pelatihan kewirausahaan, dan penguatan infrastruktur pasar. Secara keseluruhan, aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah ini menunjukkan ketahanan yang cukup baik meskipun penuh keterbatasan, dan dengan dukungan pemerintah serta penguatan kerja sama komunitas, sektor ekonomi lokal memiliki potensi besar untuk berkembang lebih berkelanjutan dan mampu bersaing di era modern.
Saran
Berdasarkan hasil praktikum dan kesimpulan yang diperoleh, terdapat beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Kelurahan Alalak Selatan. Pertama, pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih nyata kepada pelaku usaha kecil melalui bantuan modal, program pelatihan kewirausahaan, serta penyediaan fasilitas pemasaran yang lebih modern. Kedua, masyarakat perlu diarahkan untuk memanfaatkan teknologi digital seperti media sosial dan platform e-commerce guna memperluas jaringan pemasaran dan meningkatkan daya saing produk lokal. Ketiga, dibutuhkan penguatan kerja sama antar pelaku usaha melalui pembentukan koperasi atau kelompok usaha bersama agar mereka memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam mengakses permodalan maupun pasar. Selain itu, diversifikasi usaha juga perlu dilakukan agar masyarakat tidak bergantung pada satu jenis produk saja, sehingga lebih tahan menghadapi fluktuasi pasar maupun perubahan kondisi eksternal. Terakhir, pembangunan infrastruktur pasar dan perbaikan akses distribusi barang menjadi hal yang penting untuk mendukung kelancaran aktivitas perdagangan. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan perekonomian masyarakat lokal dapat berkembang lebih berkelanjutan, inklusif, dan mampu meningkatkan kesejahteraan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI