Mohon tunggu...
MGifari Ramadhani
MGifari Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Main bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Identifikasi Bentuk Aktivitas Ekonomi Dalam Kehidupan Sehari hari di Kelurahan Alalak Selatan Kecamatan Banjarmasin Utara

23 September 2025   20:09 Diperbarui: 23 September 2025   20:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wawancara individu ke paman bengkel

Pedagang

  • Pembahasan

            Berdasarkan hasil kuesioner terhadap sepuluh responden di Kelurahan Alalak Selatan, terlihat bahwa pola aktivitas ekonomi masyarakat didominasi oleh sektor perdagangan. Sebanyak delapan dari sepuluh responden berprofesi sebagai pedagang, sementara satu orang bekerja di bengkel, dan sisanya masih bergantung pada usaha kecil skala rumah tangga. Dominasi sektor perdagangan ini mencerminkan ketergantungan masyarakat pada pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi.

            Dalam perspektif geografi ekonomi, kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur ekonomi lokal masih bersifat informal dengan daya dukung yang terbatas. Keberadaan pasar tradisional menjadi sarana distribusi utama barang kebutuhan sehari-hari, sekaligus menjadi wadah interaksi sosial ekonomi masyarakat. Pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual-beli, tetapi juga menjadi ruang pertukaran informasi, solidaritas sosial, serta bagian dari budaya lokal yang sulit digantikan oleh pasar modern.

            Namun, jika dianalisis lebih jauh, pola usaha yang berkembang masih bersifat individualistik. Sebagian besar pedagang menjalankan usaha secara mandiri tanpa kerja sama dalam bentuk koperasi atau kelompok usaha. Hal ini menandakan bahwa potensi kolaborasi antar pelaku usaha belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, menurut teori ekonomi kelembagaan, kerja sama dalam wadah koperasi dapat meningkatkan daya tawar, memperluas jaringan distribusi, dan memberikan akses yang lebih mudah terhadap permodalan.

            Dari sisi tantangan, terdapat beberapa hambatan utama yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan usaha, antara lain:

  1. Persaingan usaha yang ketat. Banyaknya pedagang dengan jenis barang serupa menimbulkan persaingan harga yang cukup tinggi, sehingga keuntungan relatif kecil.
  2. Keterbatasan modal. Hampir semua responden mengaku tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal, sehingga modal usaha lebih sering diperoleh dari tabungan pribadi atau pinjaman keluarga.
  3. Rendahnya daya beli masyarakat. Faktor ini berkaitan erat dengan kondisi ekonomi rumah tangga di wilayah perkotaan yang fluktuatif, terutama ketika harga kebutuhan pokok naik.
  4. Pengaruh cuaca dan musim. Beberapa pedagang, khususnya yang menjual produk segar seperti sayur dan buah, sangat bergantung pada musim. Ketika musim hujan atau banjir datang, distribusi barang menjadi terganggu.

            Selain hambatan, survei juga menunjukkan adanya peluang yang dapat dikembangkan. Salah satu peluang terbesar adalah pemanfaatan teknologi digital. Saat ini, pemasaran produk masih terbatas pada pasar lokal. Jika masyarakat mampu menggunakan media sosial, marketplace, atau layanan pesan-antar online, maka jangkauan konsumen dapat diperluas. Pemanfaatan teknologi ini sejalan dengan tren ekonomi digital yang berkembang pesat di perkotaan. Namun, minimnya literasi digital di kalangan pedagang menjadi kendala yang harus segera diatasi melalui pelatihan.

            Dari segi dukungan pemerintah, responden menilai bahwa bantuan berupa modal usaha, pelatihan, maupun akses pasar masih sangat terbatas. Padahal, peran pemerintah sangat penting untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Program seperti pemberdayaan UMKM, penyuluhan kewirausahaan, hingga penyediaan fasilitas pasar modern yang terjangkau dapat meningkatkan daya saing usaha kecil.

            Selain itu, penguatan kerja sama masyarakat juga menjadi salah satu solusi. Jika para pedagang membentuk kelompok usaha atau koperasi, maka mereka dapat lebih mudah mengakses modal, berbagi informasi pasar, serta menekan biaya distribusi. Hal ini sesuai dengan konsep ekonomi kolektif, di mana keberhasilan suatu kelompok usaha dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya secara keseluruhan.

            Dalam jangka panjang, diversifikasi usaha juga perlu dilakukan. Bergantung pada satu jenis usaha atau produk membuat pedagang rentan terhadap risiko pasar maupun faktor eksternal seperti bencana alam atau krisis ekonomi. Diversifikasi, misalnya dengan mengembangkan usaha kuliner, jasa transportasi lokal, atau kerajinan tangan, dapat memperluas peluang pendapatan masyarakat.

            Dengan demikian, hasil praktikum ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Kelurahan Alalak Selatan masih kuat bertumpu pada sektor informal dengan berbagai keterbatasan. Meski demikian, daya tahan masyarakat untuk terus berusaha menunjukkan adanya potensi resilien ekonomi lokal. Jika didukung oleh kebijakan pemerintah, pemanfaatan teknologi, serta penguatan kerja sama komunitas, maka aktivitas ekonomi masyarakat dapat berkembang lebih berkelanjutan dan memiliki daya saing di era modern.

sumber: wawancara individu ke paman bengkel
sumber: wawancara individu ke paman bengkel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun