Mohon tunggu...
Muhammad GianReswara
Muhammad GianReswara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda dan Globalisasi

22 Juni 2023   17:34 Diperbarui: 22 Juni 2023   17:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan Aspek kebudayaan lainnya. Dalam proses Globalisasi peran para pemuda sangat penting, karena mereka merupakan agent perubahan yang mudah untuk mempengaruhi orang lain dalam hal positif.  Peran Pemuda sangatlah penting apa lagi dengan era globalisasi yang saat ini, di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang dinamis dan terus berkembang. 

Salah satu wujud dari keinginan bersama masyarakat yang merupakan suatu terobosan dalam rangka mencapai cita-cita perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini bukan saja mencakup kepentingan yang lainnya dan sebagai wadah terlaksananya kegiatan pembangunan Perekonomian, sosial, politik dan kebudayaan, dipola sedemikian rupa untuk tetap sejalan menjaga kelestarian ekosistem kita. Berbagai masalah muncul dengan munculnya dampak negative dari globalisasi seperti kesenjangan sosial, hidup konsumtif, sikap individualistic hingga perubahan pola pikir masyarakat.

Oleh karena itu perlu adanya rasa peduli agar pemuda tidak apatis terhadap budaya gotong royong di desa yang makin minim. Kemajuan pemuda dalam mengembangkan bangsa ini sangat diharapkannya. Menurut Sastropoetro (1995:11) "Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya" Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil bagian, atau turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran ke dalam suatu kegiatan, berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih daripada sekedar kegiatan fisik semata.(artikel Dr. Arifin Sitio). Dalam memperkokoh dan memperkuat perkembangan zaman ini, pemuda harus menumbuhkan jiwa kepemimpinan agar tidak dapat tergoyahkan. Wahjosumidjo (1987:11): "Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifatsifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability)." 

Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi. Menurut Woolfolk (1993: 9) "Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya." 

Selain mempunyai jiwa kepemimpinan peran pemuda harus mempunyai kecerdasan hingga pikiran kemampuan atau skill dapat dijalankan dengan baik dan penuh semangat. Dengan demikian peran pemuda harus mampu melestarikan budaya gotong royong maka cita-cita bangsa ini akan teratasi apabila dari setiap pemuda mempunyai jiwa kepemimpinan, agar dapat meneruskan pemikiran yang kuat untuk mempertahankan bangsa ini sehingga kaum pemuda tidak kalah dan dapat diandalkan. Untuk menyelamatkan bangsa dari dampak negatifnya diperlukan SDM yang kuat akan jati diri bangsa dan memperkuat kebudayaan, serta dapat membangun norma bangsa seperti mengedepankan gotong royong.

Perspektif pemuda saat ini bila kita amati, adalah ukuran kesuksesan seorang anak bangsa tidak lagi di ukur dengan kepribadian yang jujur, bersih yang senantiasa mempunyai keberanian untuk membantu kepentingan sesama bangsa dan kepentingan orang banyak. Ukuran yang dipandang terhormat bagi pemuda saat ini ialah ketika berhasil menjadi seorang pejabat, baik yang duduk parlemen, pemerintahan atau pejabat Daerah. Seorang pemuda dianggap paling sukses, jika dia mampu menjadikan jabatan yang diemban tersebut sebagai alat untuk memperkaya diri, hidup bermewah-mewahan yang didapat dari hasil "mencuri uang", atau bahkan bisa mengeksploitasi Sumber Daya alam. Pemuda Sebagai Komoditi tanpa menguraikan secara detail persoalan yang bertalian dengan peran gerakan pemuda dari masa ke masa itu, yang perlu dikatakan adalah bahwa peran pemuda kini berbeda jauh dengan peranan pemuda pada era sebelumnya yang memiliki kultur politik tertentu. Pemuda kini hidup dalam dunia yang serba-pragmatis sebagai imbas dari guliran budaya global yang merasuk budaya yang ada di Indonesia lewat perkembangan teknologi dan informasi dengan gaya instannya yang sangat melekat. Akibatnya, pemuda kini tidak lagi mempersoalkan ideologi dalam tataran makna, tetapi pada tataran perbuatan. Itulah yang membuat pemuda kini lebih berkonsentrasi mengejar prestasi di bidang ekonomi, dan perebutan prestise di berbagai tataran sosial, ekonomi, dan politik. pemikiran yang cemerlang, merevolusi adalah cara pandang para kalangan kaum Intelektual muda yang selama ini kemungkinan lebih cenderung kepada pemikiran Kapitalisme, hedonistic, liberalism, dll.

Maka kembalilah kepada pemikiran yang memihak kepada kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Dilihat dari segi positifnya, peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa sudah membaik, misalnya dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan pemuda menjadi pemenang atau hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. 

Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. 

Kecintaan bangsa kepada Negara harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung tidak lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang saatnya pemuda dan mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun