Mohon tunggu...
Puspita Sari
Puspita Sari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi UIN-SU

Be Yourself

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi dan Teknik Pemberian Bimbingan Kepada Anak dalam Konteks Menanamkan Nilai Islami

12 Agustus 2020   13:49 Diperbarui: 12 Agustus 2020   13:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Di era modern saat ini, perkembangan teknologi dan informasi berjalan sangat cepat, segala asupan teknologi informasi yang berkaitan dengan konten tersedia di dunia internet, pengguna internet tidak terbatas oleh usia, usia muda sampai tua pun mempunyai hak untuk mengakses internet, hal tersebut pula yang dapat memicu anak berkembang dengan sangat cepat, segala bentuk informasi dapat di terima oleh anak akibat adnya jaringan internet. 

Dari hal itu pula, memunculkan dampak negatif bagi sang anak, dimana sang anak akan terkontaminasi oleh adanya informasi-informasi negatif yang di terima di internet. Alangkah baiknya para orangtua, abang maupun kakak senantiasa memperhatikan anak atau adiknyayang di rasa belum cukup umur untuk mengkonsumsi apa yang ada di internet, demi mencegah timbulnya dampak negatif yang di picu oleh adanya informasi dan teknologi internet. 

Adapun cara untuk memberi bimbingan atau memberi edukasi kepada anak adalah menanamkan nilai-nilai islami kepadanya, pemahaman agama bagi manusia sangat dirasa perlu untuk bekalnya menjalani hidup, maka dari itu sejak dini semestinya anak sudah menerima ajaran agama agar mengerti betapa pentingnya manfaat dari sebuah aturan-aturan agama. 

Berikut ada beberapa strategi yang dapat di terapkan untuk membimbing anak dan mencegahnya dari dampak negatif dari kehidupan yang serba modern ini, tentunya sesuai dengan syariat dan ajaran islam.

1. Strategi Latihan dan Pembiasaan

Latihan dan pembiasaan merupakan strategi yang efektif untuk membentuk perilaku tertentu pada anak-anak, termasuk perilaku moral. Dengan latihan dan pembiasaan terbentuklah perilaku yang bersifat relatif menetap. Misalnya, jika anak dibiasakan untuk menghormati anak yang lebih tua atau orang dewasa lainnya, maka anak memiliki kebiasaan yang baik, yaitu selalu menghormati kakaknya atau orang tuanya. Ketahui pula terdapat hadis nabi yang di riwayatkan oleh muslim, sebagaimana tercantum.

"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya." (HR. Muslim)

2. Strategi Aktivitas Bermain

Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap anak dapat digunakan dan dikelola untuk pengembangan perilaku moral pada anak. Menurut hasil penelitian Piaget (dalam Wantah, 2005: 116), menunjukkan bahwa perkembangan perilaku moral anak usia dini terjadi melalui kegiatan bermain. Pada mulanya anak bermain sendiri tanpa dengan menggunakan mainan. 

Setelah itu anak bermain menggunakan mainan namun dilakukan sendiri. Kemudian anak bermain bersama temannya bersama temannya namun belum mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Selanjutnya anak bermain bersama dengan teman-temannya berdasarkan aturan yang berlaku.

3. Strategi Pembelajaran

Sebuah usaha pengembangan moral anak usia dini dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran moral. Pendidikan moral dapat disamakan dengan pembelajaran nilai-nilai dan pengembangan watak yang diharapkan dapat dimanifestasikan dalam diri dan perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan, dan penghargaan (Wantah, 2005: 123).

Pembelajaran moral dalam konteks ini tidak semata-mata sebagai suatu situasi seperti yang terjadi dalam kelas-kelas belajar formal di sekolah, apalagi pembelajaran ini ditujukan pada anak-anak usia dini dengan cirri utamanya senang bermain. 

Dari segi tahapan perkembangan moral, strategi pembelajaran moral berbeda orientasinya antara tahapan yang satu dengan lainnya. Pada anak usia 0 -- 2 tahun pembelajaran lebih banyak berorientasi pada latihan aktivitas motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proporsional. 

Pada anak usia antara 2 -- 4 tahun pembelajaran moral lebih diarahkan pada pembentukan rasa kemandirian anak dalam memasuki dan menghadapi lingkungan. Untuk anak usia 4 -- 6 tahun strategi pembelajaran moral diarahkan pada pembentukan inisiatif anak untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan perilaku baik dan buruk.

4. Memberi contoh

Memberi contoh adalah tindakan praktik yang efektif. Anak usia dini mempunyai sifat suka meniru . karena orang tua merupakan lingkungan pertama yang ditemui anak, maka ia cenderung meniru apa yang diperbuat oleh orang tuanya. 

Di sinilah peran orang tua untuk memberikan contoh yang baik bagi anak, misalnya mengajak anak untuk ikut berdoa. Tatkala sudah waktunya shalat, ajaklah anak untuk segera mengambil air wudhu dan segera menunaikan sholat. Ajari shalat berjamaah dan membaca surat-surat pendek al-Qur'an dan Hadis-hadis pendek.

5. Melibatkan anak menolong orang lain.

Dalam beberapa kegiatan tertentu yang mengandung unsur kebaikan salah satunya adalah menolong, ajak anak untuk menanamkan nilai saling tolong menolong, dengan demikian anak akan memiliki jiwa sosial.

6. Bercerita serial keagamaan

Dalam Alquran, sangat banyak cerita kisah-kisah tentang keagamaan di dalamnya, yang mana dari semua kisah tersebut memberi makna tersirat berupa pelajaran bagi kita semua, bombing anak untuk memahami konsep agama dengan memberi cerita atau kisah-kisah mengenai kebaikan dan manfaat yang di dapat dari hal tersebut. 

Bagi orang tua yang mempunyai hobi bercerita, luangkan waktu sejenak untuk meninabobokan anak dengan cerita kepahlawanan atau serial keagamaan. 

Selain memberikan rasa senang pada anak, juga menanamkan nilai-nilai kepahlawanan atau keagamaan pada anak dan konsisten dalam mengajarkannya. Dalam mengajarkan nilai-nilai spiritual pada anak diperlukan kesabaran, tidak semua yang kita lakukan berhasil pada saat itu juga, adakalanya memerlukan waktu yang lama dan berulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun