اذا لم تكن ملحا تصلح # فلم تكن ذبابة تفسد
jikalau kamu tidak bisa menjadi garam yang menyempurnakan masakan , maka jangan kamu menjadi lalat yang mengganggu ( merusak )
Sebuah peribahasa Arab yang unik dan mengandung makna yang agung . Tapi disuguhkan dengan bahasa yang mudah dipahami serta menggunakan metafora dari hal-hal remeh yang terjadi di sekeliling kita . Kita meyakini bahwa dari hal-hal kecil ini akan menimbulkan hal besar yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya . Sebaliknya , kita mulai membutakan mata ( baik dhohir atau batin ) bahkan tidak tahu bahwa kita sedang " buta " . yang lagi merangkak menggapai tongkat yang berada disebelahnya .
Hari ini , munkin kita sedang mengalami masa dimana orang tidak tahu bahwa dia sedang melakukan kesalahan . Yang salah bisa jadi benar , yang benar bisa menjadi tersangka . Orang tidak mau melihat sesama , enggan tuk meraba sekitar dan acuh tuk sekadar perduli . Sampai mereka lupa sedang terjatuh dijurang kesalan tapi masih bergelantung dengan tali kebenaran yang kapanpun bisa terputus . Tak bisa dipungkiri sebagai sifat dasar manusia tidak mau disalahkan dan selalu ingin berada di posisi benar walau dalam kesalahan . Sehingga mereka terus-menerus melakukan kesalahan yang bertameng kebenaran sampai pada tahap merusak .
Dalam Agama apapun sangat dilarang untuk membuat kerusakan di muka bumi ini , lebih khususnya Islam . Dan mendapat hukuman keras pula terhadap para perusak . Merusak meliputi segala aspek dalam kehidupan manusia . Entah dari sosial , agama , lingkungan , flora , fauna , budaya , peradaban dan lain-lain . Jadi kita dapat menarik kesimpulan , merusak bukan terbatas oleh benda yang dirusak , tapi yang dapat merusak hubungan tatanan masyarakat dalam segala aspek . Seperti contoh : Ada pejabat yang korupsi uang subsidi pendidikan untuk rakyat ditangkap oleh pihak berwajib dengan senyum tersungging di mulutnya . Ini merupakan contoh merusak yang mencakup sosial ( karena mencuri uang rakyat untuk perutnya sendiri dan menuruti nafsunya ) , Agama ( Syariat melarang memakan harta yang bukan haknya ) . Budaya ( mengakibatkan krisis moral dan miskin kejujuran ) dsb.
Kita sebaiknya memperbanyak instropeksi diri , ngaca dengan kaca yang cembung agar kita bisa melihat kesalahan yang telah kita perbuat selama ini . Bukan tambah menambah masalah dengan merusak lebih banyak tanpa berpikir apapun yang ditimbulkan . Secara naluri seluruh manusia pasti menolak kerusakan , permusuhan , perang , kehancuran di bumi yang kita tinggali ini . Tapi apakah kita mau untuk sekadar menundukkan kepala tanpa harus mengorbankan hati nurani kita demi memanjakan ego dan tunduk kepada nafsu yang keduanya ingin merusak tatanan masyarakat yang ada ? .
Apalah itu artinya , jawabannya ada dibenak kita masing-masing !!
Sudah berapa besar kerusakan yang kita lakukan di dunia yang indah ini . Tidak cukupkah kita menambah luka disetiap langkah yang kita gunakan untuk merusak . Tidak inginkah kita hidup dengan penuh kedamaian ? . Apakah kedamaian itu bisa kita dapat dari setiap jengkal kebrutalan yang kita lakukan demi sebuah kehancuran ? Adakah kebaikan dan manfaat dari perpecahan dan pertumpahan darah di antara saudara kita ?
Entah apa itu arti kebenaran wahai para pengobar nama Tuhan saat ujung pedang terhunus di leher saudaramu .
Kalau kalian tidak bisa menjadi orang yang baik , maka jangan lah kau merusak walau sekecil apapun .
Masih adakah nuranimu untuk merusak ..??
Fes , Senin 09 November 2015
Bocah Gemblung