Setiap pendaki pasti memiliki misi pribadi yang menjadi motivasi utama untuk terus melangkah menuju puncak. Bagi saya dan sahabat masa kecil, misi itu adalah menyelesaikan '3S' mendaki Gunung Slamet, Sumbing, dan Sindoro. Ketiga gunung ini disebut sebagai triple iconic di Jawa Tengah, dan kali ini kami siap menaklukkan Gunung Sumbing.
Perjalanan kami dimulai dari kos saya di Yogyakarta pada pukul 14.00. Bersama sahabat masa kecil, kami berangkat dengan penuh semangat, membawa bekal fisik dan mental untuk perjalanan yang cukup menantang. Di tengah perjalanan menuju basecamp via Garung, kami menyempatkan berhenti sekali untuk membeli logistik, memastikan semua kebutuhan telah lengkap. Perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam, ditemani percakapan seru dan tawa khas dua sahabat yang penuh antusiasme.
Sesampainya di basecamp, kami langsung memasak mie dan menikmatinya bersama, sebuah ritual sederhana yang selalu terasa istimewa sebelum mendaki. Karena kali ini kami berencana melakukan pendakian tektok tanpa camping, istirahat yang cukup sangat diperlukan. Gunung Sumbing sendiri merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah dan ketiga di Pulau Jawa, sehingga masuk dalam daftar seven summit Pulau Jawa dan top 10 puncak tertinggi di Indonesia.
Awal Pendakian
Pukul 23.00, setelah istirahat cukup, kami mempersiapkan peralatan dan logistik yang akan dibawa. Saat registrasi, seorang pendaki menghampiri kami, meminta izin bergabung. Rupanya, jalur Garung melarang solo hiking karena alasan keamanan. Setelah diskusi singkat, kami sepakat untuk mendaki bertiga. Demi efisiensi waktu, kami naik ojek dari basecamp menuju Pos 1.
Setibanya di Pos 1, kami memulai pendakian dengan doa bersama, memohon kelancaran tanpa kendala. Trek dari Pos 1 menuju Pos 2 cukup terjal, namun kebersamaan membuat perjalanan terasa lebih ringan. Tanpa banyak istirahat, kami terus melangkah hingga mencapai Pos 2. Karena target kami adalah mencapai puncak sebelum matahari terbit, kami memilih untuk tidak berlama-lama di setiap pos.
Tantangan dan Semangat Menuju Puncak
Selepas Pos 2, trek semakin menantang dengan jalur berbatu dan medan yang makin menanjak. Pada satu titik, kami tiba di area camp yang dipadati oleh pendaki lain. Di sini, kami beristirahat sejenak sambil menikmati roti, menambah energi sebelum melanjutkan perjalanan. Meski lelah mulai terasa, tekad kami tetap kuat.
Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga ritme agar tidak terlalu cepat sehingga kelelahan, namun juga tidak terlalu lambat agar sunrise tidak terlewat. Kami terus melangkah, melewati Pos 3 dan 4 dengan perasaan campur aduk antara lelah dan antusias.
Lembah Edelweis dan Keindahan Sunrise
Setelah melintasi Pos 4, kami melanjutkan perjalanan menuju Lembah Edelweis, sebuah area yang dipenuhi bunga edelweis dengan pemandangan menakjubkan. Rasanya seperti berada di taman surga dengan hamparan putih kekuningan di sekeliling kami. Tak lama setelah itu, kami tiba di puncak dan melihat siluet sunrise yang masih tipis. Rupanya kami berjalan terlalu cepat, sehingga tiba sebelum matahari sepenuhnya terbit.
Sambil menunggu matahari muncul dari arah timur, kami duduk santai dan menikmati kopi hangat yang kami bawa. Perlahan-lahan, matahari mulai terbit, menyinari puncak dengan cahaya keemasan yang menyentuh puncak-puncak gunung di sekitarnya. Keindahan ini menghapus rasa lelah kami, menggantinya dengan kebahagiaan yang tak ternilai.
Puncak Sejati dan Puncak Rajawali
Setelah puas menikmati sunrise di puncak pertama yang dikenal sebagai Puncak Kawah, kami memutuskan untuk melanjutkan ke Puncak Sejati dan Puncak Rajawali. Di Puncak Rajawali inilah kami benar-benar takjub melihat kawah besar Sumbing dan gagahnya Gunung Sindoro di kejauhan. Dari titik ini, kami mengabadikan banyak momen, berfoto dengan latar belakang kawah dan pemandangan alam yang luar biasa.
Perjalanan dari satu puncak ke puncak lainnya memberi kesan mendalam tentang betapa megahnya alam Indonesia. Kami merasa sangat bersyukur bisa mencapai titik ini bersama-sama, melengkapi mimpi mendaki Sumbing sebagai bagian dari misi '3S'.
Perjalanan Turun: Antara Lelah dan Lega
Turun dari puncak tidak kalah menantang. Perjalanan yang terasa lebih cepat justru membuat lutut kami bekerja lebih keras. Saya dan sahabat terus menjaga ritme agar tidak terpeleset di jalur berbatu. Sesekali, kami berhenti untuk mengambil napas dan mengurangi rasa pegal. Saat sampai di camp area, kami bertemu kembali dengan beberapa pendaki yang tadi kami temui saat naik. Obrolan ringan dan cerita tentang perjuangan mencapai puncak membuat suasana lebih santai.
Sesampainya di Pos 1, kami kembali memanfaatkan jasa ojek untuk turun ke basecamp. Rasa lega dan puas menyelimuti kami saat tiba di basecamp. Kami langsung membersihkan diri, beristirahat sejenak, dan menyantap makanan yang tersedia. Sebelum pulang, kami berpamitan dengan pendaki lain yang juga baru turun.
Pendakian Gunung Sumbing kali ini adalah lebih dari sekadar mencapai puncak. Ini tentang menjaga semangat, menghadapi tantangan bersama, dan menguatkan persahabatan. Misi '3S' memang masih akan berlanjut dengan mendaki Slamet dan Sindoro, namun satu hal pasti: kenangan ini akan selalu kami kenang. Berkat sahabat, lelah terasa lebih ringan, dan perjalanan terasa lebih bermakna.
Sumbing mengajarkan kami untuk tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga saling mendukung dalam segala kondisi. Terima kasih, Sumbing, atas pengalaman luar biasa ini. Sampai jumpa di pendakian berikutnya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI