Mohon tunggu...
Muhamad Fakkarz
Muhamad Fakkarz Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM 24107030138)

mendaki

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sedikit Cerita Tentang Kawah Candradimuka Gunung Lawu

17 April 2025   00:59 Diperbarui: 21 April 2025   09:58 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua berawal dari sebuah candaan di tengah rutinitas yang menjemukan. Di sebuah grup chat kecil, aku dan beberapa sahabat lama tiba-tiba melontarkan ide iseng: "Gimana kalau kita naik gunung lagi?" Kalimat itu awalnya cuma angin lalu, tapi entah bagaimana berubah menjadi kesepakatan nyata. Tanpa banyak pertimbangan, dan dengan semangat ala pendaki musiman, akhirnya kami berangkat.

Kami berlima. Aku, dua sahabat dari masa SMA, satu sahabat dari kecil yang sudah seperti saudara sendiri, dan satu teman kami yang kuliah di UNS yang kemudian jadi titik kumpul awal perjalanan. Karena lokasi kampusnya yang tak jauh dari Gunung Lawu, kami memutuskan untuk menginap semalam di kosannya agar bisa memulai pendakian sepagi mungkin.

Malam itu bukan malam biasa. Kami berkumpul di kamar sempit dengan peralatan seadanya. Logistik kami susun sambil bercanda, tertawa mengingat masa lalu, dan tak lupa sedikit khawatir karena pendakian ini benar-benar mendadak. Tidak ada persiapan matang, hanya niat dan tekad yang menggebu. Tapi justru di situlah serunya.

Pukul tiga pagi, kami terbangun oleh alarm ponsel. Mata masih berat, udara kamar masih dingin, tapi satu demi satu kami bangkit dan mulai bersiap. Suasana hening, hanya terdengar suara ritsleting tas dan bisikan lirih menyusun perlengkapan. Pukul empat, kami melangkah keluar kosan, menembus dingin pagi, menuju basecamp Cemoro Kandang.

Perjalanan dari kos ke basecamp memakan waktu sekitar satu jam. Jalanan masih gelap, lampu-lampu jalan menyala temaram, dan angin pegunungan mulai terasa menyentuh kulit. Kami tiba di basecamp sekitar pukul 05.15 pagi. Langit mulai menunjukkan semburat cahaya, dan udara segar menyambut kami dengan keras. Setelah registrasi, kami melakukan pemanasan sebentar membiarkan tubuh menyesuaikan diri dengan suhu yang berbeda jauh dari dataran rendah.

Pendakian dimulai. Jalur Cemoro Kandang menyambut kami dengan tanjakan khas hutan pegunungan. Nafas mulai tersengal, tapi tawa tetap terdengar di antara langkah kaki. Rasanya seperti kembali ke masa-masa SMA, ketika kami sering bertualang tanpa terlalu banyak pikir. Di jalur ini, semua terasa lebih ringan. Mungkin karena kami berjalan bersama orang-orang yang saling memahami.

Setelah beberapa jam berjalan, kami tiba di Pos 2. Dari titik ini, ada sebuah jalur kecil yang harus diambil ke arah kanan menuju Kawah Candradimuka. Jalurnya menurun tajam, cukup curam, dan harus ekstra hati-hati. Tanahnya agak licin, dan akar-akar pohon jadi satu-satunya pegangan yang bisa diandalkan.

Kami menuruni tebing dengan penuh kehati-hatian. Di bawah sana, suara aliran air sungai mulai terdengar. Lelahnya kaki seolah sirna ketika kami mulai menyusuri aliran sungai itu. Jalurnya tidak terlalu jelas, tapi aliran air menjadi penunjuk arah alami. Suara gemericik air, kabut tipis yang menyelimuti sekitar, dan aroma hutan yang lembap menciptakan atmosfer magis yang tak bisa dijelaskan.

Lalu, tibalah kami di Kawah Candradimuka.

Aku terdiam. Kami semua terdiam. Di depan kami terbentang kawah dengan uap panas yang mengepul perlahan. Batuan-batuan berwarna keabuan dan kuning keemasan menciptakan lanskap yang seolah tidak berasal dari bumi. Pemandangan itu tidak hanya indah namun menakjubkan. Langit yang membiru di atas kawah menambah kesan dramatis. Angin bertiup pelan, membawa aroma belerang yang menyengat tapi tidak menyiksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun