Mohon tunggu...
Meylan Purnamasari Siregar
Meylan Purnamasari Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Nama : Meylan Purnama Sari Siregar

Manusia Pembelajar/Mahasiswi S1 di Fakultas Ekonomi, Prodi: Ekonomi Manajemen Di Universitas Tjut Nyak Dhien Kota Medan, Sumatera Utara. Catatan: setiap tulisan yang ada ketidaksempurnaannya bisa di edit kok..., dan kita semua tetap harus belajar, setuju?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebatas Orang Lain Untukmu

23 Juli 2018   09:58 Diperbarui: 23 Juli 2018   10:02 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kini baru kusadari bahwa selama ini aku hanya lah sebatas orang lain bagimu. lalu untuk apa kamu memberikan rasa dan menaruh harap padaku jika kamu saja mengganggapku sebagai orang lain. 

jawab untuk apa.??? untuk apa.!!! ingin rasanya ku berteriak sekuat-kuatnya untuk mengatakan aku benciiiiiii kamu tapi hati ini serasa menjerit serasa berat untuk mengatakannya. Tuhan mengapa engkau harus mempertemukan aku dengannya, dengan orang yang hanya bisa memberi tawa di awal namun sakit dan tangis dikemudian.

sakit rasanya seperti tercabik-cabik  hati ini ketika kamu mengucapkan kata "INGAT KAMU HARUS TAU KAMU ITU ORANG LAIN" ternyata aku hanya sebagai setatus semata untukmu tapi di hatimu aku hanya lah orang lain tidak lebih dari itu. engkau memang lelaki yang tidak memiliki hati dan perasaan,kamu cuma akan memperlakukan aku dengan baik dikalah kamu membutuhkan ku tapi disaat kamu tidak butuh denganku kamu seakan-akan memperlakukan ku dengan buruk bahkan lebih dari itu.

sesungguhnya aku ini siapa sih bagimu.??

kekasih.... atau hanya pelengkapmu saja dikalah kamu kesepian.??? sungguh kamu benar-benar lelaki yang kejam, hingga aku sudah tidak mengenali dirimu lagi kamu itu kini bagaikan dua orang dalam satu ragu. terkadang kamu itu baik tapi terkadang kamu seperti sosok orang paling kejam yang di kirim untuk membunuhku. membunuh dengan secara halus dengan menyayat-nyayat hatiku perlahan-lahan namun pasti. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun