Mohon tunggu...
Mex Rahman
Mex Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Son-Brother-Friend

Bermimpi tiduri Monica Bellucci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maaf, Kutiduri Mamamu

24 Juli 2013   21:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:05 3952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1374541912703623305

Pagi setelah malam itu aku merasa sangat berdosa. Namun bisikan-bisikan itu kembali membuatku melupakan dosa itu. Hingg terjadi malam kedua, malam ketiga dan malam-malam selanjutnya. Enam malam berturut-turut kami melakukannya.

Kecurigaan muncul dari dalam dirimu (sahabatku). Itu terlihat dari sorot matamu yang sinis kepadaku. Tak lagi ada simpati seperti dulu. Hingga  tiba pada malam ke-7. Malam dimana  kau  memergoki diriku sedang bersama  mamamu. Kau  dobrak pintu kamar mamamu. Sorot matamu  yang mengerikan dan sebuah belati yang kau genggam sangat membuatku ketakutan.

Kau  berjalan dengan arahku dengan penuh kemarahan dan kebencian. Kau berusaha dengan sekuat tenaga untuk menamcapkan belati itu ke tubuhku. Namun dengan cepat ketangkap tanganmu, dan terjadi perkelahian antara aku dan kau di kamar mamamu.

Matamu yang penuh dengan kebencian membuat amarahku semakin memuncak. Aku berhasil merebut  belati itu. Kini angin berpihak padaku. Amarahku semakin bertambah dengan belati yang kini berada di tanganku. Aku melihat matamu, semakin benci aku dengan itu. Aku tusukkan belati itu kematamu dan ku congkel keluar mata yang penuh kebencian itu. Teriakkanmu justru semakin memacu diriku untuk membunuhmu. Tanpa basa basi ku tancapkan belati itu tepat di jantungmu. Kau memandangku dengan satu mata yang tersisa. Ku pegangi tubuhmu, ku rasakan getaran di dalamnya. Sementara belati masih menancap di jantungmu. Ku rasakan tubuhmu semakin lemas, ku letakkan pelan-pelan di lantai. Ku cabut  belati itu, dnan ku tancapkan lagi di lehermu. Kini kau telah benar-benar mati.

Melihat peristiwa itu, mamamu beteriak dengan keras. Ku alihkan pandanganku ke arah mamamu. Ku pandang dia dengan tatapan yang mengerikan, bahkan Achiles pun akan lari ketakutan dengan tatapan mata itu. Ku hampiri mamamu. Dan ku gorok lehernya. Kini dia telah menyusulmu.

Sesaat setelah kejadian itu. Perlahan secara berangsur-angsur kesadaranku mulai pulih. Tubuhku lemas, melihat dua orang yang ku sayangi telah pergi karena perbuatan kejiku. Aku menangis di antara dua mayat itu. Ku lihat bayangan hitam tertawa puas atas pembunuhan keji yang telah ku lakukan. Amarahku semakin bertambah dengan hal itu.

Namun setelah itu, kau kembali berbisik kepadaku untuk mengubur mayatmu dan mamamu di belakang rumah. Namun  hal ini terlalu berisiko untuk diketahui oleh tetangga dan sangat susah menggali dua makam dalam semalam hanya aku seorang. Bisikan-bisikan yang entah dari mana datangnya, kembali menyapaku. Kali ini dengan ide yang leih gila. Bisikan itu menyeruhku untuk memotong 2 mayat tersebut menjadi beberapa bagian. Kemudian dimasukkan dalam kardus dan dibungkus dengan rapi sehingga terlihat seperti hadiah  sebuah bingkisan.

Namun semakin ku turuti bisikan itu, semakin terasa memecahkan kepalaku. Aku tak tahan lagi dengan bisikan-bisikan itu. Hingga ku temui ide terakhir. Ya, sebuah ide yang terbaik menurutku. Kami hidup selalu bersama, mati pun juga harus bersama. Aku sudah tak bergairah lagi dengan hidup ini tanpa kalian berdua. Lebih baik ku bakar diri ini bersama kalian berdua. Mulai aku mengangkat jasatmu ke ranjang. Ku sandingkan dengan jasat mamamu. Aku turut tidur di samping kalian. Mulai ku nyalakan api dan ku biarkan membakar tubuh kami menuju keabadian.

My friend

Kita memang ditakdirkan untuk bersama selalu

Tak mengenal batas waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun