Mohon tunggu...
Mevira
Mevira Mohon Tunggu... Mahasiswi

Love music

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Resolusi dan Refleksi di Bulan Suci Ramadhan

3 Maret 2025   21:22 Diperbarui: 4 Maret 2025   05:28 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ramadan selalu menjadi bulan yang istimewa, bulan yang penuh dengan keberkahan, pengampunan, dan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setiap tahun, Ramadan datang membawa harapan baru, memberikan ruang bagi setiap individu untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, serta memperbaiki hubungan dengan sesama. Tahun ini, aku ingin menyambut Ramadan dengan hati yang lebih terbuka, niat yang lebih tulus, dan tekad yang lebih kuat untuk menjalani ibadah dengan lebih khusyuk serta meningkatkan kualitas diriku dalam berbagai aspek kehidupan.  

Aku ingin memastikan bahwa Ramadan kali ini bukan hanya menjadi ritual tahunan, tetapi benar-benar menjadi titik balik dalam hidupku, sebuah momentum untuk perubahan yang lebih bermakna dan berkelanjutan.  

Ramadan di masa lalu seringkali kulewati dengan niat yang baik, tetapi tidak selalu dengan pelaksanaan yang maksimal. Ada kalanya aku lalai dalam ibadah, lebih fokus pada aspek fisik dari puasa tanpa benar-benar memahami makna spiritualnya. Aku pernah terjebak dalam rutinitas yang membuat Ramadan terasa seperti kewajiban semata, bukan sebagai kesempatan emas untuk memperbaiki diri.  

Salah satu tantangan terbesar yang kuhadapi adalah manajemen waktu. Aku sering kali merasa kesulitan dalam membagi waktu antara kewajiban akademik, pekerjaan, dan ibadah. Kadang, aku terlalu sibuk dengan tugas sehingga melewatkan shalat tarawih, atau terlalu lelah untuk bangun malam dan menunaikan ibadah sunnah. Selain itu, aku juga menyadari bahwa sering kali aku masih mudah terpancing emosi, lupa bahwa Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari amarah, gosip, dan perbuatan yang tidak bermanfaat.  

Kesadaran ini membuatku berpikir bahwa Ramadan bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang perbaikan diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, tahun ini, aku ingin menjalani Ramadan dengan lebih bermakna, menjadikannya sebagai kesempatan untuk refleksi diri, memperbaiki kebiasaan buruk, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama manusia.  

  

Tahun ini, aku ingin memastikan bahwa Ramadan benar-benar menjadi bulan perubahan bagi diriku. Aku ingin fokus pada tiga aspek utama: ibadah yang lebih khusyuk, peningkatan kualitas diri, dan kepedulian sosial yang lebih nyata.  

  

Salah satu resolusiku tahun ini adalah meningkatkan kualitas ibadah. Aku ingin menjalankan shalat lima waktu tepat waktu, tidak menunda-nunda, dan berusaha lebih khusyuk dalam setiap rakaatnya. Aku juga bertekad untuk tidak melewatkan shalat tarawih dan berusaha melaksanakan shalat malam lebih sering.  

Selain itu, aku ingin lebih mendalami Al-Qur'an. Bukan hanya sekadar membaca, tetapi juga memahami maknanya, merenungkan isinya, dan mencoba menerapkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Aku ingin menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk lebih dekat dengan Allah, bukan hanya secara ritual, tetapi juga secara spiritual dan emosional.  

  

Ramadan juga merupakan waktu yang tepat untuk melatih disiplin diri. Aku ingin lebih teratur dalam mengatur waktu, memastikan bahwa aku tidak hanya menjalani ibadah dengan baik, tetapi juga tetap produktif dalam akademik dan pekerjaan. Aku ingin mengatur jadwal dengan lebih baik, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dan menghindari kebiasaan menunda-nunda.  

Selain itu, aku juga ingin lebih menjaga pola makan dan kesehatan. Ramadan sering kali menjadi bulan di mana pola makan menjadi tidak teratur, dengan kebiasaan makan berlebihan saat berbuka dan sahur. Tahun ini, aku ingin lebih bijak dalam mengatur pola makan, memastikan bahwa aku mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar tubuh tetap kuat untuk beribadah dan menjalani aktivitas sehari-hari.  

Salah satu esensi utama Ramadan adalah kepedulian terhadap sesama. Tahun ini, aku ingin lebih banyak berbagi, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Aku ingin lebih aktif dalam kegiatan sosial, membantu orang-orang di sekitarku, serta lebih banyak bersedekah.  

Aku juga ingin lebih menjaga lisanku, memastikan bahwa aku tidak berkata-kata yang menyakiti orang lain, menghindari gosip, dan lebih banyak menyebarkan kebaikan melalui perkataan dan tindakan. Aku ingin Ramadan kali ini menjadi waktu di mana aku benar-benar memperbaiki hubunganku dengan orang lain, meminta maaf kepada mereka yang pernah kusakiti, serta menjalin silaturahmi dengan lebih tulus.  

Membuat resolusi tidaklah cukup jika tidak diiringi dengan strategi yang jelas untuk menjalankannya. Oleh karena itu, aku sudah menyusun beberapa langkah konkret agar resolusi Ramadan tahun ini dapat terlaksana dengan baik.  

Pertama, aku akan membuat jadwal harian yang terstruktur. Aku akan menyusun jadwal ibadah, belajar, bekerja, serta waktu istirahat agar semuanya berjalan seimbang. Dengan perencanaan yang baik, aku yakin aku bisa lebih konsisten dalam menjalankan ibadah dan tetap produktif dalam keseharianku.  

Kedua, aku akan mencari teman atau komunitas yang bisa mendukung perjalananku selama Ramadan. Aku ingin bergabung dengan kelompok kajian atau komunitas yang memiliki visi yang sama dalam menjalani Ramadan dengan lebih bermakna. Dengan adanya lingkungan yang mendukung, aku percaya bahwa aku akan lebih termotivasi untuk tetap konsisten dalam menjalankan ibadah dan kebiasaan baik.  

Ketiga, aku akan melakukan evaluasi harian. Setiap malam sebelum tidur, aku akan meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan apa yang telah kulakukan sepanjang hari. Aku akan menilai apakah aku sudah menjalankan ibadah dengan baik, apakah aku sudah berbuat kebaikan, serta hal apa saja yang perlu diperbaiki untuk keesokan harinya. Dengan evaluasi ini, aku berharap bisa terus berkembang dan menjadikan Ramadan sebagai ajang perbaikan diri yang nyata.  

Ramadan bukan sekadar bulan untuk menahan lapar dan haus, tetapi lebih dari itu, ia adalah bulan untuk memperbaiki diri, memperdalam hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kepedulian sosial. Tahun ini, aku ingin menjalani Ramadan dengan lebih bermakna, memastikan bahwa setiap ibadah yang kulakukan bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk kecintaan kepada Allah.  

Aku ingin memastikan bahwa perubahan yang aku lakukan selama Ramadan tidak hanya berlangsung selama sebulan, tetapi juga terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Aku ingin menjadikan Ramadan sebagai titik balik dalam hidupku, sebuah momentum di mana aku benar-benar menjadi pribadi yang lebih baik, lebih disiplin, lebih sabar, dan lebih peduli terhadap sesama.  

Dear Ramadan, tahun ini aku akan menjalanimu dengan lebih baik. Aku akan memastikan bahwa kehadiranmu dalam hidupku benar-benar membawa perubahan yang nyata, bukan hanya untuk satu bulan, tetapi untuk selamanya. Semoga Allah memudahkan langkahku, menguatkan niatku, dan menerima setiap amal ibadah yang kulakukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun