Mewakili karakter depresi. Kalah oleh Ecpecto Patronum.
K. Rowling mengatakan;
"Saya tidak merasa sedikitpun malu untuk mengakui bahwa saya pernah mengalami depresi. Tidak pernah. Mengapa harus malu? Saya telah melewati waktu yang berat dan saya cukup bangga bahwa saya berhasil keluar dari kondisi tersebut,"
Tokoh kedua yang diangkat oleh Faiq adalah,  Pramoedya Ananta Toer. Penulis yang menghabiskan hampir setengah usia hidupnya dia di penjara dan pengasingan, hingga menjelang akhir hidupnya Pram, tidak pernah benar-benar merasakan kemerdekaan sebagai manusia, sebab, setelah bebas pun, Pram masih menjadi tahanan rumah, kota dan negara. Setiap minggu Pram,juga  masih harus melakukan wajib lapor di Kodim Jaktim.
Salah satu pengalaman Pram, yang paling berkesan adalah, Pengalaman di Pulau Buru. Pram menuliskan, "Aku mulai makan tikus yang terlalu banyak terdapat disini, kecil-kecil, hidup di bawah alang-alang, juga telur kadal untuk tidak punah karena turunnya gizi kualitas, dan kuantitas makanan," kata Pram dalam Nyanyi Sunyi Seorang Bisu-Surat pribadi. Bagi Pram, menulis  adalah salah satu bentuk dirinya, untuk mengurai tekanan yang dihadapi dan beban yang berasal dari hati dan pikirannya, akibat kemerdekaannya yang tercerabut. Tulisan Pram, juga merupakan perlawanan atas penindasan dan kesewang-wenangan yang dialaminya. Pram menulis,  "Tulisan saya merupakan jawaban dan menunjukkan kepada mereka, bahwa, budaya saya lebih tinggi daripada mereka. Begitulah saya melawan mereka,"
Dua tokoh yang diulas oleh Faiq, adalah contoh nyata individu yang mengalami permasalahan, dan tekanan dalam hidup yang luar biasa. Namun, memutuskan untuk melawan, dan mengurai semua tekanan dan permasalahan yang dialaminya, menjadi tulisan. Pada akhirnya, keduanya berhasil menjadi tokoh dalam dunia literasi yang besar dan dikagumi oleh banyak orang. Mereka tidak hanya menghasilkan tulisan yang indah dan abadi, tetapi, mereka juga berhasil menyelesaikan kesulitan dirinya sendiri, dengan mengurai permasalahan diri yang dialami oleh mereka,yang di wujudkan  dalam karakter tokoh yang mereka tulis.
Karena itulah, di masa pandemi ini, salah satu media yang tepat dan pas untuk mengurangi ketengangan diri, dan mengurangi stres akibat tekanan yang muncul, maka, kita bisa mulai dengan menulis. Setidaknya ada dua hal positif yang bisa kita dapatkan; yang pertama, tulisan kita bisa diabadikan ke dalam sebuah buku/ebook, sehingga kita bisa mengenangnya, kedua sebagai sarana katarsis bagi diri kita untuk melepaskan tekanan yang terjadi.
![pemateri; M.Hilmi Faiq (wakil editor kompas)-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/25/whatsapp-image-2021-03-25-at-14-03-56-605c367dd541df795b063893.jpeg?t=o&v=555)
![Pembahasan Tokoh (J.K Rowling)-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/25/whatsapp-image-2021-03-25-at-14-03-56-1-605c36c9d541df0d4c416532.jpeg?t=o&v=555)
![pembahasan tokoh (Pramoedya)-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/25/whatsapp-image-2021-03-25-at-14-03-56-2-605c3715d541df1ecd1ef1c3.jpeg?t=o&v=555)