Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mindful Eating dalam Perspektif Tuntunan Sunnah

3 Februari 2024   21:29 Diperbarui: 3 Februari 2024   21:40 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Padahal aktifitas makan tidak baik jika dilakukan secara tergesa-gesa. Jika ditinjau dalam sunnah Islam, kita diperintahkan untuk fokus kepada aktifitas makan dan tak boleh tergesa-gesa, sebagaimana disunnahkan dalam hadits yang diriwayatkan secara Muttafaqun 'alaih yang bunyinya:

"Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka dahulukanlah makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai"

Tidak tergesa-gesa ini secara medis berkaitan dengan bagaimana kita memperlambat proses makan kita. Berdasarkan penelitian, tubuh sebenarnya mengirimkan sinyal kenyang sekitar 20 menit setelah otak mengirimnya lebih dulu, ini yang tanpa kita sadari membuat kita sering makan berlebihan karena sinyal kenyang datangnya terlambat.

Dengan makan yang tidak tergesa-gesa atau yang diperlambat adalah salah satu cara terbaik untuk mengkomunikasikan dan mengsinkronkan sinyal kenyang yang dikirim otak dan perut. Dan salah satu caranya adalah dengan mengunyah makanan setidaknya 25 kali sebelum menelannya.

Mindful eating itu juga berkaitan dengan seberapa perhatian kita dengan jumlah makanan yang kita santap. Bahwa sesungguhnya tubuh hanya membutuhkan makan yang cukup, tetapi dalam hal ini ukuran "cukup" ini bagi masing-masing orang tentu berbeda.

Namun, jika kita mengikuti sunnah sebagaimana yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2380) yang berbunyi:
"Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus melebihinya, hendaknya sepertiga perutnya diisi untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi udara untuk bernafas"

Makan dengan penuh kesadaran tentu akan memudahkan kita mengukur dan menyadari seberapa banyak makanan yang dapat memenuhi kecukupan kebutuhan makan kita.

Mindful eating juga berkaitan dengan kapan kita harus makan dan kapan harus berhenti. Banyak orang yang makan ketika pikiran menyuruhnya untuk makan, padahal tubuh memiliki sinyal alami untuk memberitahu waktunya untuk makan, seperti perut yang keroncongan, tubuh lemas kurang energi, merasa pusing hingga sakit kepala.

Dalam Islam ada sunnah yang berbunyi:
"Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak pernah kekenyangan."(H.R. Bukhari Muslim). Meski hadits ini oleh beberapa kalangan dinyatakan sebagai hadits dhaif, namun maknanya benar dan tetap bisa dijadikan pegangan.

Makan setelah betul-betul merasa lapar dan berhenti sebelum benar-benar merasa kenyang, tentu tidak mudah dilakukan jika tanpa kesadaran penuh terhadap aktifitas makan yang dilakukan.

Hidup sehat adalah kebutuhan setiap orang tetapi dia bukan warisan, bukan pula hadiah, hidup sehat adalah pilihan yang sebenarnya tidaklah sulit, namun tidak pula mudah. Dan Mindful eating adalah salah satu cara terbaik mengolah kebiasaan makan agar membawa manfaat yang terbaik bagi tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun