Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keadilan Itu tak Punya Banyak Kawan

4 Agustus 2022   17:51 Diperbarui: 4 Agustus 2022   18:11 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Alexis Trigo via. Apod Indonesia  

Banyak orang berbicara tentang keadilan, seakan mereka melihat cawan emas, yang berisi minuman surgawi, yang dapat menghilangkan dahaga semua orang.

Oh betapa naifnya mereka berpikir, tidakkah mereka tahu, jika keadilan yang dicari dari sebuah perselisihan itu, salah satunya pasti terlahir dari keserakahan.

Dan bagaimana mungkin, air surgawi keadilan dapat mengisi hati, yang di dalamnya bersemayam api keserakahan, yang telah membakar benih keikhlasannya.

Keadilan itu adalah momok seram, yang punya banyak musuh, ia hanyalah ornamen penghias bibir, obat telinga yang di masa kini tak lagi punya banyak kawan.

Dia hanya tersampir di jubah-jubah pengadil, yang duduk gelisah di mahkamah-mahkamah dunia, tempat keadilan diperselisihkan, dan tempat putusan dipertanyakan.

Jika yang benar tertawa itulah sebaik-baik keadilan, jika yang salah tertawa itulah seburuk-buruknya keadilan, jika yang benar dan yang salah sama-sama menangis itulah sekonyol-konyolnya keadilan dan jika keduanya tertawa maka itulah semustahil-mustahilnya keadilan. 

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun