Aku mendengar hutan-hutan merintih bagai seorang anak kecil yang menangis meratapi kematian ibunya dan kudengar angin bertanya kepadanya,
"Mengapa engkau menangis, hutanku yang hijau?' Dan hutan itu menjawab, 'Sebab aku diperkosa dan dianiaya oleh Manusia-manusia serakah, menggunduli diriku dan mengacak-acak isiku serta menjadikanku padang-padang terbuka, mereka bukan hanya menghancurkanku dengan gergaji tangan bahkan dengan alat-alat berat dan mereka juga membakarku tanpa ampun, tak peduli aku telah sekarat."
Dan aku juga mendengar burung-burung dan binatang-binatang penghuni hutan menangis, dan kudengar angin bertanya kepada mereka, "Mengapa kalian menangis, wahai mahluk-mahluk cantik karunia ilahi?"
Dan seekor kera dengan tubuh yang kurus menjawab terbata-bata. " Manusia-manusia serakah akan segera datang ke hutan yang tersisa sedikit ini, dengan segala senjata dan peralatannya, akan mengacak-acak, mengobrak-abrik hingga membakar hutan terakhir kami ini, mereka tidak akan berhenti sebelum semua habis, dan kami hanya akan tinggal nama, kami hanya tinggal cerita dan kami hanya bisa ditemukan di gambar-gambar penghias dinding rumah mereka yang menghancurkan kami"
Kini kulihat angin pergi sambil menangis, dan aku bertanya kepadanya. "wahai angin yang berhembus damai mengapa pula engkau menangis?" Angin menjawab sambil tersedu, "akan kuadukan pada Tuhan, mengapa Manusia menjadi serakah, menghancurkan segala keindahan dan karunia ciptaan yang kuasa yang diperintahkan-Nya untuk dijaga."