Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta yang Mengalah

24 Oktober 2020   21:00 Diperbarui: 24 Oktober 2020   21:02 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi shutterstock

Sayang ini begitu dalam untukmu
Seperti ombak yang tak rela kehilangan buih
Meski raga kita tak menyatu
Namun matahari yang kita rindukan tetap sama
Abadikan aku dalam kenangan cintamu
Akupun mengabadikanmu dalam kenangan cintaku
Biarlah nasib cinta ini menjalani kisahnya sendiri
Hingga matahari kita terbenam

Mumpung kita masih bisa menikmati tarian burung
Di pucuk kenanga dengan bunganya yang putih
Pada musim kemarau yang sebentar lagi berakhir
Kita disini saja
Menghitung helai kenanga yang jatuh

Bercerita tentang nyanyian burung dan petani  di tegalan sawah
Atau tentang nyanyian angin dan nelayan di pantai biru
Tentang anak pemulung yang mengintip sisa-sisa makanan kita yang terbuang
Lalu merangkumnya dalam cerita tentang kapan kita pulang

Sayang,  walau mentari ini malu di balik awan
Tapi matahari ini selalu tetap sama
Lembut menyinari cinta yang selalu tumbuh
Kita nikmati saja sinarnya, mungkin esok kita tak lagi bertemu dengannya
Tapi itu bukan urusan kita ....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun