Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menjelajah Beragam Laksa Nyonya; Cita Rasa Peranakan dari Melaka hingga Siam

14 Oktober 2025   20:58 Diperbarui: 14 Oktober 2025   20:58 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laksa Melaka,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Disajikan bersama tofu puff, kerang hitam, tauge, telur rebus, dan sambal belacan, Laksa Melaka benar-benar memanjakan lidah dan meninggalkan kesan yang sulit dilupakan.

Beberapa tahun kemudian, setelah saya dewasa dan bisa bepergian sendiri, saya kembali ke Melaka. Kali ini bukan sekadar untuk berjalan-jalan, tetapi berburu rasa masa kecil yang dulu tersimpan di ingatan.

Rasanya seolah menyatukan masa lalu dan kini, tradisi dapur nenek Peranakan yang diwariskan lintas generasi dengan selera modern yang tak lekang waktu.

Asam Laksa Penang - Keberanian Rasa yang Segar dan Tajam

Dari Melaka, saya melanjutkan langkah ke utara, menuju Pulau Penang, surga kuliner yang tak pernah tidur. Di sinilah saya menemukan laksa yang sama sekali berbeda: Asam Laksa.

Tidak ada santan di sini. Kuahnya bening kekuningan, dibuat dari rebusan ikan kembung yang direbus hingga hancur. Asam jawa dan bunga kantan (kecombrang) memberi aroma khas yang segar dan tajam.

Sepiring Laksa Penang disajikan dengan mie, sayuran, cabai, daun mint, dan potongan nanas yang memberi kejutan rasa manis-asam.

Laksa Penang, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Laksa Penang, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Setiap suapan seperti menggugah seluruh indera, pedas, asam, dan segar berpadu sempurna. 

Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai laksa dengan kepribadian paling "berani" di antara semuanya.

Laksa Singapura - Gurih, Pedas, dan Sedikit Asam

Singapura, yang modern dan dinamis, juga punya laksa kebanggaan. Di sudut Katong, saya menemukan versi laksa nyonya yang terasa lebih refined namun tetap kaya rasa.

Kuah santannya kental, dibuat dari rebusan kepala dan kulit udang, ebi kering, serta bumbu rempah seperti kunyit dan daun kesum. Mie beras dan bihun disajikan bersama udang, tahu goreng, fish cake, dan telur rebus.

Laksa Nyonya Singapura,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Laksa Nyonya Singapura,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Satu perasan jeruk limau di atasnya memberi kesegaran yang menyeimbangkan gurih santan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun