Roti, Narasi, dan Luka yang Tak Terlihat
Di era digital, narasi bukan sekadar alat promosi, ia adalah janji. Janji bahwa produk yang kita beli aman, sesuai label, dan dibuat dengan niat baik.Â
Namun, ketika narasi itu dipalsukan, yang terluka bukan hanya tubuh, tapi juga kepercayaan. Kasus Bake n Grind adalah cermin retak dari bisnis yang kehilangan amanah.
Kronologi: Dari Klaim "Gluten-Free" ke Jerat Hukum
Bake n Grind, toko roti daring yang beroperasi sejak 2019, membangun citra sebagai penyedia makanan sehat: bebas gluten, bebas susu, vegan, dan ramah anak.Â
Produk mereka dijual dengan harga premium, menyasar konsumen yang menjalani diet ketat atau memiliki alergi.
Namun, pada Oktober 2025, seorang ibu bernama Felicia Elizabeth mengunggah kisah pilu: anak balitanya mengalami reaksi alergi parah setelah mengonsumsi roti Bake n Grind yang diklaim "gluten-free".Â
Hasil uji laboratorium menunjukkan produk tersebut mengandung gluten dan susu.
Investigasi publik mengungkap bahwa Bake n Grind tidak memproduksi roti sendiri, melainkan melakukan repackaging dari merek komersial seperti Holland Bakery dan Tous Les Jours. Klaim "gluten-free" ternyata tidak berdasar.
Jerat Hukum: Label Palsu, Ancaman Nyata
Felicia Novenna, pemilik Bake n Grind, kini menghadapi jerat hukum berlapis: