Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Benarkah Gen Z Defisit Life Skill di Balik Penolakan Rekrutmen?

2 Oktober 2025   20:50 Diperbarui: 2 Oktober 2025   20:50 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Z defisit life skill? Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan dunia kerja, muncul satu pertanyaan yang menggema di ruang-ruang rekrutmen, media sosial, dan forum HR:  

Benarkah Gen Z defisit life skill sehingga banyak perusahaan enggan merekrut mereka?

Pertanyaan ini bukan sekadar retorika. Ia menyentuh jantung dari ketegangan generasional yang kini dirasakan di banyak tempat kerja: antara generasi yang dibesarkan oleh proses panjang dan generasi yang tumbuh dalam ekosistem instan.

Digital Parent dan Pola Asuh Layar

Gen Z adalah generasi pertama yang benar-benar dibesarkan oleh aplikasi digital. Interaksi sosial mereka lebih banyak terjadi lewat layar chat, media sosial, game online daripada tatap muka. Akibatnya, keterampilan seperti:

  • Membaca ekspresi tubuh  
  • Menyelesaikan konflik secara langsung  
  • Berkomunikasi lisan dengan percaya diri  

...sering kali kurang terlatih. Mereka lebih nyaman mengirim pesan teks daripada menelepon atau berbicara langsung. Ini bukan kelemahan, tapi hasil dari pola asuh digital yang sistemik.

Serba Instan, Serba Gagap?

Layanan seperti Grab, ShopeeFood, TikTok Shop, dan tutorial YouTube telah membentuk pola konsumsi instan. Gen Z terbiasa dengan solusi cepat, sehingga:

  • Lebih memilih delivery daripada belajar masak sederhana;
  • Mengandalkan tutorial instan daripada proses belajar bertahap;
  • Gagap menghadapi masalah praktis yang butuh improvisasi dan kesabaran. 

Gaya hidup instan Gen Z,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 
Gaya hidup instan Gen Z,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Di dunia kerja, ini bisa terlihat sebagai "kurang mandiri" atau "tidak tahan tekanan", padahal mereka hanya belum diberi ruang untuk berlatih secara nyata.

Sugar Coating: Soft Skill atau Strategi Bertahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun