Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

WORKSLOP: Ketika AI Mengemas Kekacauan dengan Rapi

30 September 2025   08:08 Diperbarui: 30 September 2025   08:08 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekacauan produktivitas bersama AI, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Di era AI, kita tidak lagi bekerja untuk menyelesaikan masalah. Kita bekerja untuk terlihat sibuk. Laporan penuh grafik, artikel penuh jargon, presentasi penuh slide  dan semuanya tampak "jadi", tapi tidak menyentuh inti.

Survei BetterUp Labs terhadap 1.200 profesional menunjukkan:

  •  63% merasa pekerjaan mereka semakin terfragmentasi sejak penggunaan AI
  • 48% menghabiskan waktu memilah hasil AI daripada menyelesaikan tugas inti
  • 72% menyatakan kualitas komunikasi internal menurun akibat banjir konten otomatis

Saya Pernah Mengalaminya

Di satu fase karier saya, saya menerima laporan strategi dari sistem AI yang katanya "berbasis data". Tapi saat saya telusuri, tidak ada analisis mendalam. Hanya pengulangan tren. Saya harus menyusun ulang semuanya, dengan intuisi, pengalaman, dan refleksi.

Dan saya sadar: AI bisa meniru gaya, tapi tidak bisa memahami urgensi manusia.

Workslop Bukan Soal Teknologi. Ia Soal Budaya.

Kita tergesa-gesa. Kita ingin hasil cepat. Kita mengadopsi AI tanpa membangun etika dan struktur kurasi. Kita lupa bahwa kerja bukan hanya soal output, tapi soal makna.

"Ketika kecepatan mengalahkan kedalaman, kita tak lagi bekerja. Kita hanya memproduksi."

Workslop terjadi ketika kita menyerahkan arah kepada mesin, dan berhenti bertanya: "Untuk siapa kita bekerja? Untuk apa kita menulis?"

Pemulihan Dimulai dari Kesadaran

AI bukan musuh. Ia cermin. Ia mempercepat apa yang kita beri. Jika kita beri kebingungan, ia akan menggandakan kekacauan. Tapi jika kita beri arah, nilai, dan refleksi, ia bisa menjadi mitra yang luar biasa.

Kita perlu membangun ulang budaya kerja yang:

  • Memberi ruang untuk berpikir, bukan hanya mengeksekusi
  • Mengintegrasikan AI sebagai mitra, bukan pengganti
  • Mengedepankan kurasi, bukan sekadar produksi

Penutup: Kita Butuh Jangkar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun