Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Groq dan Jonathan Ross dari Pegawai Biasa ke Arsitek Infrastruktur AI Global

27 September 2025   14:46 Diperbarui: 27 September 2025   14:46 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Di tengah riuh rendah dunia teknologi yang kerap dipenuhi jargon dan valuasi, kisah Jonathan Ross dan Groq menyelinap sebagai narasi yang lebih dalam: tentang keberanian, arah baru, dan pertarungan senyap antara idealisme dan geopolitik.

Babak Awal: Seorang Pegawai yang Memilih Jalan Sunyi

Jonathan Ross bukan nama yang dikenal publik sebelum Groq. Ia adalah mantan pegawai Alphabet, induk usaha Google, yang memilih keluar dari bayang-bayang raksasa teknologi untuk membangun sesuatu yang lebih tajam: chip inferensi AI. 

Bukan chip untuk melatih model, tetapi untuk menjalankannya secara real-time, efisien, dan hemat energi.

Dalam waktu hanya satu tahun, startup Groq melonjak dari valuasi US$2,8 miliar menjadi US$6,9 miliar (Rp 113 triliun). 

Pendanaan sebesar US$750 juta baru saja digelontorkan, dipimpin oleh Disruptive dan diikuti oleh nama-nama besar seperti Blackrock, Samsung, dan Cisco.

Namun, angka hanyalah permukaan. Di baliknya, ada pergeseran besar dalam lanskap teknologi global.

Chip Inferensi: Teknologi yang Menjawab Kebutuhan Zaman

Groq tidak bermain di ranah pelatihan AI yang membutuhkan daya komputasi masif. Ia memilih inferensi, yaitu proses menjalankan model yang sudah dilatih. 

Ini adalah jantung dari chatbot, kendaraan otonom, sistem rekomendasi, dan pengenalan suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun