Angka yang Tak Lagi Bicara Keajaiban
- Disney+ kehilangan lebih dari 1 juta pelanggan dalam satu kuartal. Â
- Saham Disney turun ke level terendah dalam satu dekade. Â
- Taman hiburan domestik mengalami penurunan pendapatan operasional sebesar 5%. Â
- Film Wish dan The Marvels gagal menembus ekspektasi box office.
Angka-angka ini bukan sekadar statistik. Mereka adalah alarm. Tanda bahwa Disney tak lagi menjadi tempat pelarian yang aman bagi keluarga global.
Strategi Baru, Kepercayaan Lama Belum Kembali
Bob Iger kembali sebagai CEO. Waralaba lama seperti Moana dan Frozen dihidupkan kembali. Disney+ mulai fokus pada profitabilitas, bukan hanya jumlah pelanggan. Konten mulai disesuaikan dengan nilai lokal.
Namun pasar belum sepenuhnya percaya. Investor menunggu bukti. Penonton menunggu keajaiban. Dan Disney masih mencari arah.
Dunia yang Tak Lagi Sama
Gen Z lebih memilih TikTok daripada bioskop. Keluarga global lebih kritis terhadap nilai-nilai yang ditampilkan. Algoritma kini lebih menentukan nasib konten daripada imajinasi.
Disney tak bisa hanya mengandalkan nostalgia. Ia harus menemukan kembali kompas ajaibnya, bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk kembali menjadi rumah bagi harapan.
Cahaya Kecil di Tengah Kabut
Film Inside Out 2 menjadi titik terang: menyentuh tema emosional yang relevan dan diterima luas oleh publik. Pasar Asia mulai terbuka kembali setelah Disney menyesuaikan konten dengan nilai lokal.
Namun investor tetap skeptis terhadap profitabilitas streaming dan arah jangka panjang perusahaan.Â
Disney sedang belajar bicara kembali dengan dunia, tapi belum sepenuhnya didengar.