Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Purbaya dan Politik Angka: Ketika Transparansi Menabrak Sensitivitas Publik

23 September 2025   21:37 Diperbarui: 23 September 2025   22:07 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kinerja Perdagangan Indonesia,  Sumber: Tangkapan layar Liputan6 

Gaya komunikasi Purbaya yang lugas dan satiris memicu gelombang reaksi. Dalam tiga hari pertama setelah pelantikannya, lebih dari separuh komentar publik di media sosial bernada negatif. 

Mahasiswa UI dan UIN turun aksi, menuntut klarifikasi atas pernyataan yang dianggap mengecilkan tuntutan rakyat 17+8.

Komentar seperti "baru dilantik sudah blunder" dan "menteri kagetan" membanjiri akun Instagram resminya. 

Di tengah badai kritik, Purbaya meminta maaf di Istana Merdeka: "Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf. Maksud saya bukan bilang 'biar aja rakyat'."

Namun permintaan maaf itu tak menghapus jejak narasi yang telah terlanjur menyentuh luka sosial: ketimpangan, pengabaian, dan sensitivitas publik terhadap gaya komunikasi pejabat.

Efek Kebijakan: Dari Sindiran ke Perubahan Struktural

Pernyataan Purbaya bukan hanya retorika. Ia diikuti dengan kebijakan konkret. Pemerintah menyuntikkan dana Rp200 triliun ke lima bank Himbara, menggantikan penempatan dana di BI, untuk mempercepat perputaran uang. 

Ia juga menyindir tarif cukai rokok sebesar 57 persen yang disebut "aneh" dan "membunuh industri." Sindiran ini langsung berdampak: saham rokok melonjak tajam, dikenal sebagai Purbaya Effect.

Di sisi fiskal, Purbaya menegaskan bahwa defisit APBN tetap dijaga di bawah 3 persen dari PDB, sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara. 

Ini menunjukkan bahwa ekspansi fiskal tetap dilakukan secara terukur dan bertanggung jawab.

Perbandingan Era: Dari Sri Mulyani ke Purbaya

Di era Sri Mulyani, komunikasi fiskal dijaga dengan hati-hati. Ia dikenal sebagai teknokrat yang menjaga kredibilitas dan kehati-hatian dalam menyampaikan informasi. Respons publik umumnya respek, meski kritik tetap muncul saat pandemi dan distribusi bansos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun